Kamis 06 Dec 2018 08:13 WIB

Pekerja Trans-Papua Ditembaki Saat Jalan Jongkok

Presiden instruksikan pelaku ‘kebiadaban’ di Nduga ditangkap

Rep: Tim Republika/ Red: Elba Damhuri
Prajurit TNI berdoa sebelum menaiki helikopter dengan tujuan di Wamena, Papua, Rabu (5/12
Foto:

Sebanyak 11 karyawan yang pura-pura mati berusaha bangkit kembali dan melarikan diri. Mereka terlihat oleh KKSB dan akhirnya lima orang tertangkap dan dibunuh dengan menggunakan senjata tajam oleh KKSB.

Pada Senin (3/12), sekitar pukul 05.00 WIT, Pos TNI 755/Yalet tempat korban diamankan diserang oleh TPN/OPM bersenjata standar militer dengan campuran panah dan tombak. Serangan diawali dengan pelemparan batu ke arah pos, sehingga salah seorang anggota yonif 755/Yalet, Serda Handoko, membuka jendela dan kemudian tertembak lalu meninggal dunia. Jenazah Serda Handoko berhasil dievakuasi, kemarin.

Kapolda Papua Irjen Martuani Sormin menuturkan, anggotanya telah bergerak menuju Distrik Yigi sejak Selasa (4/12). Namun karena lokasi kejadian tidak dapat ditempuh dengan kendaraan sehingga anggota harus melakukan perjalanan kaki mencari TKP pembunuhan.

“Jadi anggota harus jalan kaki karena kondisi geografis yang juga sangat berat, ya sampai saat ini anggota kita belum ketemu TKP-nya,” kata Martuani, kemarin.

Perjalanan yang harus dilewati terangnya, adalah perbukitan-perbukitan yang terjal dengan ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Musthofa Kamal menuturkan, jalan menuju TKP juga telah dihadang pohon-pohon yang sengaja dirobohkan.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan kecamannya terhadap aksi TPN/OPM di Nduga. "Saya juga telah memerintahkan pada Panglima TNI dan Kapolri untuk mengejar dan menangkap seluruh pelaku tindakan biadab tersebut," ujar Jokowi.

Jokowi menegaskan, pemerintah tak akan memberikan tempat dan ruang bagi kelompok kriminal bersenjata di berbagai daerah di Tanah Air. Aksi pembantaian ini, kata Jokowi, tak akan membuat pemerintah dan masyarakat merasa takut membangun Papua.

“Ini malah membuat tekad kita membara untuk melanjutkan tugas besar kita membangun tanah Papua," kata dia.

(antara/arif satrio nugroho/ronggo astungkoro/mabruroh/dessy suciati saputri, ed: fitriyan zamzami)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement