Rabu 05 Dec 2018 14:18 WIB

TSTJ Tambah Satwa Baru

TSTJ butuh burung merak betina untuk perjodohan burung merak.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Solo, Jawa Tengah, Kamis (14/11).
Foto: Antara/Maulana Surya
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Solo, Jawa Tengah, Kamis (14/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo menambah sejumlah satwa baru. Satwa tersebut diperoleh dari beberapa lembaga konservasi lain di Indonesia.

Direktur Utama TSTJ, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, mengatakan, TSTJ baru saja mendapat tambahan empat ekor linsang dari PT Wersut Seguni Indonesia (WSI) Kendal dua pekan lalu. Selain itu, TSTJ akan mendapatkan sembilan satwa dari Kebun Binatang Maharani Lamongan.

Sembilan satwa tersebut antara lain pelikan, rusa sambar, kuda nil, dan rusa tutul. Selain itu, juga domba dari Jerman. Saat ini, total satwa di TSTJ sekitar 386 ekor.

Menteri LHK Ajak Akademisi Peduli Perhutanan Sosial

"Ini lagi proses untuk mendapatkan rusa sambar dan kijang dari Maharani Zoo Lamongan. Masih proses administrasi, paling realisasinya 2019," kata Bimo kepada Republika.co.id, Senin (3/12).

Bimo mengungkapkan, sebenarnya satwa yang paling dibutuhkan TSTJ yakni burung merak betina untuk perjodohan burung merak. Dia mengakui TSTJ kelebihan satwa burung merak jantan dan kekurangan merak betina. Jika ada merak jantan masuk, maka bisa dijodohkan dan beranak pinak.

Selain itu, TSTJ juga membutuhkan harimau sumatra serta satwa eksotis seperti zebra. Di samping proses mendapatkan satwa dari Kabun Binatang Lamongan, TSTJ juga tengah memproses hibah satwa binturong dari Kebun Binatang Bandung.

TSTJ juga berkoordinasi dengan lembaga konservasi lainnya seperti Kebun Binatang Bali, Kabun Binatang Semarnag, Taman Safari maupun Jatim Park untuk pertukaran satwa.

"Yang dalam proses keluar itu orang utan mau dipindah ke Waduk Gajah Mungkur. Akan kami lepas satu. Begitu administrasi dari pemerintah pusat keluar, akan kami keluarkan orang utannya," papar Bimo.

Hal lain yang mendesak, lanjut Bimo, yakni perbaikan kandang. Saat ini, TSTJ bekerja sama dengan perusahaan swasta untuk perbaikan kandang. TSTJ juga telah menerima bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk perbaikan 10 unit kandang.

Di sisi lain, tahun ini, TSTJ menargetkan jumlah kunjungan sampai 420 ribu pengunjung. Hingga November 2018, jumlah pengunjung sudah mencapai 435 ribu pengunjung atau telah melampaui target. Tahun depan, TJTJ menargetkan kunjungan dapat mencapai 500 ribu pengunjung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement