Selasa 04 Dec 2018 22:11 WIB

Indramayu Gelar Deklarasi Pemilu Damai

Deklarasi damai digelar di halaman Mapolres Indramayu

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Hazliansyah
Perwakilan partai politik menandatangani spanduk saat Deklarasi Kampanya Pemilu damai di Tegal, Jawa Tengah, Senin (1/10).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Perwakilan partai politik menandatangani spanduk saat Deklarasi Kampanya Pemilu damai di Tegal, Jawa Tengah, Senin (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Seluruh partai politik (parpol) peserta pemilu di Kabupaten Indramayu menggelar deklarasi damai di halaman Mapolres Indramayu, Selasa (4/12). Mereka bertekad mewujudkan pemilu 2019 yang aman, damai dan sejuk.

Pembacaan deklarasi pemilu damai itu dilanjutkan dengan penandatanganan pernyataan pemilu damai oleh perwakilan setiap parpol. Tak hanya parpol, penandatanganan juga dilakukan ketua KPU dan ketua Bawaslu Kabupaten Indramayu.

Dalam kesempatan itu, Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto, mengungkapkan, Jabar telah berhasil menyelenggarakan pilkada serentak 2018 dengan damai dan aman. Bahkan di Jabar tidak ada satupun pelanggaran yang dilakukan jajaran TNI/Polri selama proses pilkada serentak berlangsung.

"Itu berarti, TNI/Polri di Jabar netral dalam pilkada serentak kemarin," ujar Agung.

Pada April 2019, lanjut Agung, masyarakat Indonesia termasuk di Jabar, akan kembali menggelar pesta demokrasi yang lebih besar, yakni pemilu serentak. Dalam pemilu serentak, masyarakat akan mengikuti pemilihan presiden, pemilihan DPR RI, pemilihan DPRD provinsi, pemilihan DPRD kabupaten/kota dan  pemilihan DPD RI.

Agung mengatakan, pemilu serentak itu merupakan yang pertama kali digelar. Dengan adanya lima pencoblosan dalam satu waktu, maka akan menambah durasi proses pencoblosan di tempat pemungutan suara (TPS).

Hal itupun bisa menambah kemungkinan terjadinya kerawanan. Sedangkan di sisi lain, personel kepolisian tidak bertambah.

"Untuk itu kapolres harus terus berkoordinasi dengan KPU sehingga bisa mengantisipasi dalam melakukan pengamanan," tukas Agung.

Agung pun mengimbau agar masyarakat lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Dia meminta agar media sosial tidak digunakan untuk menyebarkan hoaks, fitnah maupun ujaran kebencian.

"Kalau menerima berita, harus kroscek dulu sebelum menyebarkannya," tegas Agung.

Agung pun mengajak semua pihak untuk bijak dan dewasa menghadapi perbedaan pilihan dalam pemilu. Dia meminta agar perbedaan tersebut tidak memecah persatuan dan kesatuan yang selama ini telah terjalin di masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement