Selasa 04 Dec 2018 17:24 WIB

Emil akan Perbaiki Akses Curug Malela

Pemprov akan membuat jalan akses yang ramah wisatawan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Wisata Curug Malela di Bandung Barat.
Foto: Republika/Eddi Yusuf
Wisata Curug Malela di Bandung Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar), terus berkomitmen memperbaiki pariwisata di Jabar. Menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, ia akan memerhatikan jalan akses menuju Curug Malela di Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat. Sebab Curug yang sering disebut "Niagara Mini" ini memiliki pesona alam yang sangat memikat namun memiliki akses yang sulit dijangkau.

Ridwan Kamil mengatakan, penataan kawasan Curug Malela dan Situ Ciburuy di Kecamatan Padalarang, akan menjadi perhatiannya untuk meningkatkan pariwisata di Kabupaten Bandung Barat pada 2019. Termasuk, membuat jalan akses yang ramah wisatawan.

"Jadi akses ke Curug Malela akan kita maksimalkan, dan Situ Ciburuy, Insyaallah, laukna jadi gampang dipancing," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan di Gedung Sate, Selasa (4/12).

Emil mengatakan, selama ini jalan menuju Curug Malela harus ditempuh dengan berjalan kaki sepanjang dua kilometer dengan kondisi jalan yang kurang baik dan rawan longsor. Padahal, air terjun setinggi 50 meter dan lebar 70 meter ini begitu memukau dan berpotensi untuk dikembangkan.

Menurut Emil, ia akan mulai meneliti dan memerhatikan sekelumit permasalahan dan potensi wisata di kawasan Karst Citatah di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Karst Citatah ini memiliki Guha Pawon yang menjadi situs penunjuk keberadaan manusia purba kawasan Cekungan Bandung.

"Karst Citatah, itu salah satu pekerjaan saya untuk meneliti plus-minusnya seperti apa terhadap ekononomi masyarakat. Zona artefak harus dilindungi dan nilai alam yang dikelola harus sustainable," katanya.

Emil menilai, harus mencari win-win solution yang dapat menguntungkan warga yang selama ini menjadi penambang batu kapur dan warga setempat lainnya. Hal ini, dilakukan untuk melestarikan kawawasan karst dan zona artefak prasejarahnya.

"Kita cari win-win solution. Kalau pertambangan dihentikan bagaimana ekonominya. Pariwisata bagaimana. Itu jadi atensi saya di 2019," kata Emil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement