Senin 03 Dec 2018 20:45 WIB

Penumpang Pesawat dan Kapal ke NTB Menurun pada Oktober

Jumlah tamu yang menginap sebanyak 42.460 orang.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Muhammad Hafil
Sejumlah wisatawan asing berjemur di pinggir pantai Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (16/8).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Sejumlah wisatawan asing berjemur di pinggir pantai Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (16/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) merilis data jumlah penumpang yang datang dan berangkat dari dan ke NTB selama Oktober 2018 melalui jalur laut dan jalur udara. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Suntono, mengatakan, jumlah penumpang yang datang melalui angkutan laut pada Oktober sebanyak 3.659 penumpang atau mengalami penurunan sebesar 42,28 persen dibandingkan September 2018 yang sebanyak 6.339 penumpang.

"Kondisi serupa juga terjadi pada jumlah penumpang yang berangkat dengan mengalami penurunan sebesar 20,80 persen dari 5.831 penumpang pada September 2018 menjadi 4.618 penumpang pada Oktober 2018," ujar Suntono saat jumpa pers di Aula Kantor BPS Provinsi NTB, Senin (3/12).

Suntono melanjutkan, penurunan penumpang juga terjadi pada jalur udara. BPS NTB mencatat, jumlah penumpang yang datang melalui penerbangan domestik pada Oktober 2018 sebanyak 141.790 penumpang atau turun sebesar 5,19 persen dibanding September 2018 yang sebanyak 149.557 penumpang.

"Jumlah penumpang yang datang melalui penerbangan internasional turun sebesar 40,27 persen menjadi sebanyak 6.552 penumpang," ucap Suntono.

Ia menyebutkan, jumlah penumpang melalui penerbangan internasional ke Lombok pada September mencapai 10.969 penumpang dan turun sebesar 40,27 persen atau sebanyak 6.552 penumpang pada Oktober 2018.

"Jumlah penumpang yang berangkat pada Oktober melalui penerbangan domestik sebanyak 134.542 orang, turun sebesar 0,70 persen dibandingkan September 2018. Pun dengan jumlah penumpang yang berangkat melalui penerbangan internasional juga turun yaitu sebesar 21,62 persen dari 8.709 orang menjadi 6.826 orang," kata dia.

Meski mengalami penurunan dari sektor transportasi, Suntono menyampaikan, kenaikan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang dan nonbintang serta rata-rata lama menginap. Suntono mengungkapkan, TPK hotel bintang di NTB pada Oktober 2018 mengalami kenaikan dibandingkan September 2018.

"TPK Oktober 2018 sebesar 39,21 persen, sedangkan TPK hotel bintang September 2018 hanya sebesar 34,85 persen, ini berarti mengalami kenaikan sebesar 4,36 poin," ucapnya.

Namun, jika dibandingkan dengan TPK hotel bintang pada Oktober 2017 sebesar 49,85 persen mengalami penurunan mencapai 10,64 poin. Untuk rata-rata lama menginap (RLM) tamu hotel bintang pada Oktober 2018 tercatat 2,52 hari.

"Ini mengalami kenaikan sebesar 0,12 hari dibandingkan dengan RLM bulan September 2018 sebesar 2,40 hari," katanya.

Ia menyebutkan, jumlah tamu yang menginap di hotel bintang pada Oktober 2018 sebanyak 42.460 orang yang terdiri atas 34.175 orang tamu dalam negeri (80,50 persen) dan 8.285 orang tamu luar negeri  (19,50 persen).

"Jika dibandingkan dengan September 2018, jumlah tamu menginap di hotel bintang pada Oktober 2018 hanya bertambah sebanyak 1.032 orang atau naik sebesar 2,49 persen.  Kenaikan ini terjadi pada tamu dalam negeri sebanyak 1.379 orang, sedangkan tamu luar negeri mengalami penurunan sebanyak 347 orang," lanjutnya.

Suntono menambahkan, TPK hotel nonbintang NTB pada Oktober 2018 sebesar 21,48 persen atau mengalami kenaikan  sebesar 1,57 poin dibanding September 2018 dengan TPK sebesar 19,91 persen. Jika  dibandingkan dengan Oktober 2017 masih mengalami penurunan sebesar 3,86 poin dari 25,34 persen.

"Rata-rata lama (RLM) menginap tamu di hotel nonbintang pada Oktober 2018 selama 1,59 hari, mengalami kenaikan 0,15 hari dibandingkan dengan RLM pada September 2018 selama 1,44 hari," kata Suntono menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement