REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus meningkatkan pelayanan dalam upaya menumbuhkan budaya literasi. Hal ini dilakukan dengan menambah pelayanan, salah satunya layanan Sinema Literasi Visual untuk Pemustaka (Silvia).
Penanggung jawab layanan Silvia Perpustakaan Kota Yogyakarta, Rahmat Sunyoto mengatakan, panambahan layanan ini dilakukan guna memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat, khususnya masyarakat Kota Yogyakarta. Dengan adanya layanan ini, tentu akan memberikan warna baru terhadap perputakaan itu sendiri.
Selain itu, layanan ini juga dapat menambah ketertarikan masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan. Sehingga, dapat meningkatkan literasi masyarakat.
"Ini kan inovasi yang sederhana, tapi kita berusaha memfasilitasi pemustaka biar mereka punya tempat yang pertama untuk mengakses tayangan-tayangan visual," kata Rahmat, di Perpustakaan Kota Yogyakarta, Senin (03/12).
Rahmat menjelaskan, konten tayangan yang disiarkan tentu tidak sembarangan. Kontennya sendiri harus mendukung budaya literasi.
Untuk penayangannya sendiri, ada yang dijadwalkan dan ada juga yang berdasarkan permintaan dari pengunjung perpustakaan. Jadwal penayangannya pun ada pada Selasa dan Kamis pukul 16.00 WIB.
"Selasa dan Kamis itu pemutarannya pukul 13.00 WIB. Tapi tadi sempat dibicarakan, anak-anak kan belum pulang sekolah pada jam itu, jadi diganti jadi pukul 16.00 WIB," kata Rahmat.
Selain itu, juga dibuka penayangan pada Sabtu dan Ahad. Namun waktu penayangannya lebih banyak dibandingkan Selasa dan Kamis. Pada Sabtu dan Ahad ini, dilakukan dua kali pemutaran sinema.
Jadwalnya yaitu pada pukul 10.00 WIB dan pukul 16.00 WIB. "Kita lakukan dua kali pemutaran karena anak-anak ketika hari itu akan banyak sekali yang datang untuk menonton," ujarnya.
Sementara itu, di luar jadwal yang yang ditetapkan, pengunjung perpustakaan juga dapat menyaksikan tayangan yang ada. Namun, harus melakukan reservasi terlebih dahulu. Paling lama sepekan sebelumnya.
Pihaknya pun tidak membatasi minimal pengunjung yang ingin menyaksikan tayangan di Silvia. "Walaupun ada dua orang yang minta (penayangan film), kita tayangkan. Kalaupun ada komunitas yang mau nonton, mereka dua tiga orang saja mau nonton, itu sudah cukup," tambahnya.
Bagi komunitas film atau pun mahasiswa yang ingin memutarkan filmnya, juga diperbolehkan. Tentu, film tersebut harus sesuai dengan konten yang mendukung budaya literasi, di mana pihaknya tentu akan menyaring terlebih dahulu konten dari film yang akan ditayangkan.
"Kalau ada komunitas film indie yang ingin memutarkan filnya di sini, nanti kita cermati dan kita minta mereka mengajukan filmnya seperti apa dulu. Apakah sesuai dengan visi misi kita yaitu terkait dengan literasi," ujarnya.
Ia menyebutkan, koleksi sinema saat ini baru sekitar 50 judul film, baik itu dalam negeri maupun luar negeri. Pihaknya pun akan terus menambah koleksi demi meningkatkan layanan kepada masyarakat.
Kapasitas dari ruangan Silvia, maksimal hanya dapat diisi oleh 18 orang. Walaupun begitu, pihaknya akan terus mengembangkan layanan ini ke depannya.
"Kalau target ke depan, pertama tentu kita namakan ini embrionya atau bibitnya. Nanti ke depan kita akan usahakan penambahan ruang dan fasilitas," katanya.
Pelaksaan Tugas (Plt) Kepala Dinas Perpustakan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko, mengungkapkan layanan Silvia ini diberikan secara gratis kepada pengunjung perpustakaan.
Walaupun saat ini ruangan yang disediakan masih belum terlalu besar, namun pihaknya akan terus berkomitmen dalam memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.
"Perpustakaan Kota Yogyakarta ini memang kecil dari segi ukuran, tapi kami tidak mau menyerah dengan ukuran kami yang kecil ini. Kami mencoba membesarkan layanan kami dari apa yang kami miliki," kata Wahyu.
Dengan adanya layanan Silvia ini, ia berharap dapat memberikan suasana yang berbeda terhadap pengunjung perpustakaan. Sehingga tidak menimbulkan rasa bosan saat berkunjung dan tentunya juga menambah daya tarik masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan.
"Apalagi Perpustakaan Kota Yogyakarta adalah perpustakaan di sebuah kota yang bergerak di bidang pendidikan. Sehingga kami harus terus mengembangkan daya tarik tersebut," jelasnya.