REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pusat Kajian Antikorupsi (PUKAT) Fakultas Hukum (FH) Universitas Gadjah Mada (UGM) Oce Madril mengatakan rezim orde baru di bawah Presiden ke-2 RI Soeharto terkenal dengan korupsinya. Korupsi meluas karena pemerintahnya korup.
"Jaman orde baru memang korupsi meluas karena pemerintahan itu sendiri korup, kekuasaan presidennya korup. Memang sampai sekarang korupsi belum tuntas, tetapi rezim itu penuh dengan KKN," tutur Oce Madril, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (3/12).
Oce pun menanggapi pernyataan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) Ahmad Basarah yang menyebut Soeharto sebagai guru korupsi. Ia mengatakan Basarah pasti memiliki penjelasan sendiri terkait hal tersebut.
"Apa yang disampaikan oleh Ahmad Basarah menurut saya bagian dari opini atau pendapat," kata dia.
Oce mengutarakan ketidaksepakatannya pada penggunaan kata ‘guru’ pada pendapat Basarah itu. Kendati demikian, ia menegaskan, Orde Baru di bawah Soeharto memang rezim yang buruk.
Ia menambahkan kekuasaan pada saat itu memang kekuasaan yang korup dan kekuasaan presiden terlalu absolut dan dikelola dengan cara korup. Oce menjelaskan reformasi pada 1998 terjadi salah satunya dipicu karena KKN yang sangat mengakar pada masa orde baru. Salah satu agenda reformasi adalah memberantas KKN itu.
Pada era sekarang, ia menuturkan, sudah banyak perubahan-perubahan dari sisi regulasi, dan kelembagaan. Hanya saja, dampak buruk dari korupsi pada era kepemimpinan Soeharto masih terasa hingga saat ini.
“Setiap cara mafia politik kurang lebih sama modusnya dengan model-model warisan orde baru. Kemudian di tingkat birokrasi, korupsi di birokrasi itu juga warisan lama. Orde baru itu memberikan dampak buruk dan sampai sekarang itu masih terasa walaupun sudah banyak perubahan yang terjadi," kata Oce.
Pada Sabtu (1/12) lalu, Basarah menuturkan, sebetulnya tidak ada hal baru dari pernyataan dirinya yang menyebut Presiden ke-2 Soeharto adalah guru korupsi. Bahkan, ia menambahkan, jika melakukan pencarian di Google tentang siapa presiden terkorup di dunia, maka yang keluar adalah Soeharto.
"Coba saja searching google dengan pertanyaan siapa presiden terkorup di dunia, maka yang akan keluar adalah nama mantan Presiden Soeharto. Bahkan pernyataan yang lebih keras dari pernyataan saya pun cukup banyak," ucap dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/12).
Kemudian, Basarah memaparkan disertai Oce Madril menyebutkan setidaknya ada delapan keputusan presiden (keppres) yang dibuat pada masa Presiden Soeharto. Keppres ini diduga kuat telah menguntungkan keluarga dan kroni-kroninya.
"Penghentian status terdakwa dalam kasus pidana korupsi Pak Harto pada waktu itu pun dilakukan bukan atas dasar alasan hukum yang diatur dalam pasal 140 ayat (2) huruf (a) KUHAP, tetapi semata-mata karena alasan kemanusiaan," katanya.