Senin 03 Dec 2018 08:55 WIB

Warung Soto Mantan Napi Terorisme Ini Gratis Tiap Jumat

Awalnya, setiap pembelian pertama dimasukkan kotak infak.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Friska Yolanda
Warung milik Joko Trihatmanto di Gang Kurma 6, Tangkil Baru, Manang, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah
Foto: Republika/Binti Sholikah
Warung milik Joko Trihatmanto di Gang Kurma 6, Tangkil Baru, Manang, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Seorang mantan narapidana (napi) kasus terorisme, Joko Trihatmanto, mengembangkan usaha kuliner selepas dari menjalani hukuman. Usaha warung soto yang diberi nama Soto Bang Jack tersebut sudah berdiri sejak setahun yang lalu.

Uniknya, warung soto yang beralamat di Gang Kurma 6, Tangkil Baru, Manang, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah, tersebut digratiskan setiap Jumat pekan pertama setiap bulan. Program soto gratis tersebut diberi nama Jumat Barokah. 

"Keyakinan kami mengadakan Jumat Barokah untuk bershodaqoh semampu kami dan harapan kami dengan sedekah itu dibuka pintu-pintu rezeki kami," terang Joko saat ditemui wartawan di warungnya, akhir pekan lalu.

Joko merupakan salah satu mantan napi terorisme yang terlibat kasus Bom Bali pertama pada 2002. Saat itu, Joko berperan sebagai perakit bom. Pria tersebut tertangkap pada 2004. Dia divonis enam tahun penjara dan menjalani hukuman di Lapas Cipinang. Namun, dia mendapatkan remisi kemudian dibebaskan pada 2008.

Setelah bebas dari hukuman, Joko mengaku pernah merintis usaha angkringan atau wedangan serta pernah bekerja di restoran milik orang. "Kemudian kami memilih usaha soto ini karena makanan rakyat dan hampir semua orang suka soto," ungkapnya.

Warung Soto Bang Jack buka setiap hari mulai selepas Subuh. Pada momen Jumat Barokah, rata-rata soto sudah habis pukul 10.00 WIB. Setiap hari, Joko menyajikan satu panci kuah soto berkapasitas 60 liter. Setiap satu liter kuah soto minimal untuk lima porsi soto. Artinya, setiap hari Joko menjual sekitar 300 mangkok soto. 

Harga soto dijual Rp 3.000 per porsi untuk mangkok kecil dan Rp 5.000 untuk mangkok besar. Selain itu, warung tersebut juga menjual gorengan dan minuman. 

Jumat Barokah tersebut sudah berjalan lima kali. Awalnya, Joko belum menggelar Jumat Barokah. Saat awal-awal membuka warung soto tersebut, setiap pembelian pertama dimasukkan kotak infak.

"Kemudian dari kita sama teman-teman di warung bagaimana kalau berkembang untuk lebih banyak masyarakat bisa menikmati lebih banyak, kami jadikan Jumat pertama menjadi Jumat Barokah," jelasnya. 

Dia menyebut, pengunjung yang datang saat Jumat Barokah tidak hanya berasal dari Sukoharjo. Setelah mereka mencicipi Soto Bang Jack, para pembeli itu kembali lagi dan menjadi pelanggan tetap. 

Saat Jumat Barokah, semua makanan dan minuman serta yang terhidang di atas meja digratiskan. Waktu paling ramai saat Jumat Barokah pada pukul 06.00-07.00 WIB.

Joko berharap, Jumat Barokah bisa diperluas menjadi setiap Jumat. Namun, saat ini kemampuannya hanya satu kali dalam sebulan. Dia berharap, Jumat Barokah tersebut bisa menambah rezeki keluarganya. "InsyaAllah tidak mengurangi tapi tambah berkah tambah laris," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement