REPUBLIKA.CO.ID, SIMPANG EMPAT, SUMBAR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat (Sumbar) memasang alat pendeteksi banjir di Nagaria Aia Gadang, Kecamatan Pasaman dalam rangka mengantisipasi dampak banjir yang sering terjadi di daerah itu.
"Alat pemantau itu akan memberikan informasi kepada masyarakat apabila debit air di daerah tersebut sudah melebihi batas atau datangnya banjir bandang," kata Kepala Pelaksana BPBD Pasaman Barat, Tri Wahluyo, Ahad (2/12).
Ia mengatakan, tujuan alat pemantau itu untuk mengantisipasi korban jiwa dan harta benda saat banjir. Alat pendeteksi itu dipasang sekitar aliran Sungai Batang Saman dan aliran Sungai Batang Kenaikan/ Nagari Aia Gadang.
"Pemasangan alat tersebut bertujuan untuk mendeteksi volume air dan datang banjir bandang di daerah tersebut," ujarnya.
Menurutnya, BPBD Pasaman Barat bekerjasama dengan Kementerian Daerah Tertinggal dan Pedesaan sengaja memasang alat tersebut di Nagari Aia Gadang karena merupakan daerah rawan banjir. Bahkan satu bulan lalu banjir besar dua kali merendam permukiman masyarakat dan menimbulkan banyak korban harta.
Ia menjelaskan, alat pendeteksi banjir yang dipasang dipinggir sungai akan memberikan sinyal ke petugas BPBD apabila volume air sungai di sekitar permukiman masyarakat sudah melebihi batas.
Jika itu terjadi, maka sirine yang di pasang di daerah Labuh Lurus akan berbunyi sebagai pertanda masyarakat diminta waspada akan datangnya banjir.
Alat pendeksi banjir itu saat ini hanya terdapat di Nagari Aia Gadang saja. Rencananya Pemkab Pasaman Barat akan mengusulkan pemasangan alat serupa di daerah rawan banjir lainnya seperti Kecamatan Ranah Batahan, Kecamatan Lembah Melintang dan alat pendeteksi pergerakan tanah di Kecamatan Talamau.
Setelah dipasang pada beberapa minggu lalu, alat tersebut sudah berfungsi dan akan memberikan sinyal kepada masyarakat apabila debit air meningkat.
Ia berharap kedepannya pemerintah pusat bisa menambah jumlah alat itu agar dipasang di seluruh daerah rawan banjir
"Mudah-mudahan alat tersebut bisa membantu masyarakat di daerah rawan banjir sehingga tidak menimbulkan korban jiwa atau kerusakan harta benda mereka. Masyarakat harus bisa merawat alat tersebut secara bersama-sama karena pemasangan alat berada di daerah terbuka," kata Tri.