REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah meluncurkan program Jak Lingko yang dulu disebut One Karcis One Trip (OK Otrip). Jak Lingko memiliki arti Jakarta Berjejaring ini diharapkan dapat menjadi induk dari integrasi transportasi publik di Jakarta.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, melalui Jak Lingko maka bus kecil, medium, besar berjejaring akan terintegrasi dengan transportasi massal berbasis rel seperti light rail transit (LRT), mass rapid transit (MRT) dan commuter line serta transportasi berbasis bus rapid transit (BRT) seperti Transjakarta.
“Sesuai dengan arti kata Lingko sendiri diambil dari bahasa Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), yaitu jaring laba-laba. Maka diharapkan sistem transportasi di Jakarta tersambung satu sama lain menjadi satu jejaring yang saling terintegrasi. Mulai dari transportasi moda angkutan umum massal jenis mikro bus, medium, besar, LRT , MRT dan BRT semua tersambung menjadi satu sistem transportasi,”kata Anies dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id.
Karena Jak Lingko meneruskan yang sudah dilaksanakan selama ini melalui program OK Otrip, maka untuk sementara waktu, Jak Lingko berada di bawah tanggung jawap PT Transportasi Jakarta (Transjakarta).
“Tetapi setelah ada MRT dan LRT, baru kita atur siapa pengelola seluruh moda transportasi massal ini. Sekarang kita serahkan dulu ke PT Transjakarta,” ujar Anies.
Tidak hanya MRT, LRT dan BRT, Pemprov DKI Jakarta juga akan menggandeng PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dalam Jak Lingko. Bahkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta 2018-2022, Pemprov DKI akan membangun elevated loopline.
Direktur Utama PT Transjakarta, Agung Wicaksono mengatakan, telah memperluas jangkauan transportasi dengan membuka rute-rute baru. Sampai Agustus 2018, Transjakarta sudah menjangkau dua pertiga populasi di DKI Jakarta.
“Pada 2015, saat itu layanan kita menjangkau 54 persen populasi Jakarta dan 42 persen wilayah Jakarta. Tahun ini, kita sudah dapat menjangkau 68 persen populasi dan 58 persen wilayah Jakarta. Pencapaian ini kita dapat dengan melakukan perluasan layanan integrasi bus kecil melalui penambahan kerja sama dengan para operator bus kecil secara aktif tergabung Jak Lingko,” tuturnya.
Untuk memperluas integrasi antar moda, PT Transjakarta juga telah menandatangani nota kesepahaman dengan PT MRT Jakarta terkait Studi Integrasi Transportasi Antarmoda.
Integrasi trasnportasi yang dilakukan, dikemukakan Agung tidak hanya dengan PT MRT Jakarta. Melainkan seluruh moda transportasi publik yang ada di Jakarta. Serta tidak hanya terintegrasi dalam dalam rute saja. Tetapi juga akan terintegrasi dari tiket dan manajemen atau pengelolaannya. “Diharapkan, Januari 2019, sudah ada rencana pendahuluan studi integrasi antar moda tersebut,” pungkas Anies.