Kamis 29 Nov 2018 20:30 WIB

Kapal Lain Disiapkan untuk Cari CVR Lion Air

Penyedotan lumpur kemungkinan diperlukan untuk mempermudah pencarian CVR.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Dwi Murdaningsih
Lion Air
Lion Air

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan saat ini berupaya menyiapkan kapal lain untuk mencari kotak hitam kedua pesawat Lion Air dengan nomor registrasi PK-LQP pada penerbanagn JT 610. Satu kotak hitam lagi yang belum ditemukan yaitu cockpit voice recorder (CVR).

Ketua Subkomite Investigasi KNKT Nurcahyo Utomo mengatakan sudah bertemu dengan pemilik kapal lain yang akan dipinjamkan untuk mencari CVR. "Terakhir diksuisnya menyiapkan kapal yang saat ini berada di Singapura dan juga harus Johor, Malaysia untuk mengambil beberapa alat," kata Nurcahyo di Gedung KNKT, Kamis (29/11).

Selain itu, KNKt juga sudah mengajukan proses perizinan berupa kegiatan operasi bawah air dan penutupan area di lokasi pencarian. Dua hal tersebut, kata Nurcahyo, tebgah disiapkan sehingga dalam waktu dekat bisa kembali memulai pencarian CVR dengan menggunakan kapal lain.

Di sisi lain, Nurcahyo mengatakan KNKT juga pada pagi ini (29/11) sudah meminjamkan alat underwater locator beacon (ULB) kepada Indonesian Diving Rescue Team. Dia mengatakan alat tersebut untuk mengathui sinyal CVR.

"Alat itu (ULB) dipinjam beberapa hari ini untuk melakukan pencarian. Mereka membawanya ke lokasi, dan pencarian masih dilakukan," kata Nurcahyo. 

Sementara itu, Investigator Kecelakaan Penerbangan KNKT Ony Suryo Wibowo menegaskan pihaknya kan memakai cara lain untuk mencari CVR. Alat-alat yang dipinjam dari Johor, Malaysia juga menurut Ony akan disesuaikan dengan kapal yang berbeda tersebut.

KNKT Jelaskan Soal Kelaikudaraan Pesawat Lion Air 

Dia menjelaskan, kapal yang akan digunakan nanti tidak memiliki jangkar. "Kapal kalau berhenti harus menaruh jangkar kan yang kemarin. Sekarang tidak pakai jangkar," tutur Ony.

Selanjutnya, Ony memastikan nantinya penyelam akan memiliki alat khusus agar dapat melakukan  komunikasi. Jika menggunakan alat yang sekarang, menurut Ony masih menyuitkan penyelam untuk berkomunikasi.

 

"Dengan kapal ini (yang berbeda), fasilitasnya supaya pengelam bisa komunikasi secara live bisa lihat mereka ngapain dan perintahkan ambil ini itu," kata Ony.

Sebab, Ony mengatakan saat ini banyak barang dari pesawat diprediksi terpendam lumpur. Sehingga dalam pencariannya lumpur tersebut perlu disedot agar pandangan tidak terbatas. Ony mengharapkan dengan cara tersebut bisa membantu CVR lebih cepat ditemukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement