REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Untuk mengendalikan makin meroketnya harga beras di pasaran, Bulog Sub Divre IV Banyumas akan menjalin kerja sama dengan pemerintah desa.
''Kami berharap pemerintah desa melalui BUMDes-nya, bisa ikut bersama kami mengendalikan harga beras,'' jelas Kepala Bulog Sub Divre IV Banyumas, Sony Supriyadi, Kamis (229/11).
Dia mengakui, harga beras saat ini memang bergerak makin tinggi. Dari pemantauannya, harga beras di pasar-pasar tradisional sudah mencapai di atas Rp 10 ribu atau jauh di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp 7.300 per kilogram.
Menurutnya, kerja sama dengan pemerintah desa/BUMDes ini dilakukan menyusul adanya program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) yang merupakan kesepahaman antara Dirut Bulog dan Gubernur Jateng.
Dalam kerja sama ini, Sony menyebutkan, Bulog Banyumas menawarkan pada pemerintah desa atau BUMDes untuk membeli beras medium jauh di bawah harga pasar.
''Khusus untuk pemerintah desa dan BUMDes kami menjual beras medium dengan harga Rp 8.100 per kilogram. Itu harga di gudang Bulog, belum ongkos angkutnya,'' jelasnya.
Dengan tingkat harga tersebut, dia mempersilakan BUMDes atai pemerintah desa untuk mengambil keuntungan dari penjualan kembali beras tersebut. Namun dia mengingatkan, harga jualnya tidak boleh di atas Rp 9.000 per kilogram.
''Melalui skema ini, kami berharap harga beras tidak terus meroket. Paling tidak, warga desa bisa membeli beras di BUMDes atau pemerintah desa dengan harga jauh lebih murah dari harga pasar,'' jelasnya.
Untuk program KPSH tersebut, Sony menyatakan, pihaknya menyediakan beras dalam jumlah berapa pun yang dibutuhkan. ''Silakan, kalau pemerintah desa hendak membeli di Gudang Bulog, berapa pun kebutuhannya akan kami sediakan,'' katanya.
Dia menyebutkan, stok beras yang saat ini dimiliki Bulog Banyumas ada sekitar 18 ribu ton. Menurutnya, stok sebanyak ini diperkirakan akan cukup untuk memenuhi kebutuhan. Namun bila ternyata kurang, Sony menyatakan bisa mendatangkan dari gudang Bulog di wilayah lain yang stoknya berlebih.
Sony juga menyatakan, stok beras yang saat ini disimpan di gudang Bulog sudah tidak lagi disalurkan melalui program rastra atau raskin. Setelah program rastra diganti dengan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), beras yang diserap Bulog dari petani, hanya disalurkan ke masyarakat melalui kegiatan-kegiatan operasi pasar.