REPUBLIKA.CO.ID Oleh: Muhyiddin
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ahmad Basarah, membuka ruang untuk berdialog Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno demi membuat pemilihan presiden (pilpres) berjalan damai. Wakil Ketua MPR RI ini mengaku senang jika ada forum yang mempertemukan antara TKN Jokowi-Ma'ruf dan BPN Prabowo-Sandiaga.
Menurut dia, pertemuan antarkedua tim pemenangan diharapkan membuat masa kampanye selama lima bulan ke depan tidak menimbulkan persaudaraan bangsa terganggu. "Saya kira kita senang sekali kalau ada forum di mana antara TKN dan tim kampanye Pak Prabowo dan Sandi bisa bertemu untuk mencari titik temu," tutur Basarah saat ditemui di Ruang Galeri Megawati Institute, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (28/11).
Basarah mengakui, tidak ada rakyat yang menjadi korban atas kompetisi pilpres 2019. Ia mengatakan, rakyat tidak boleh menjadi korban berbagai macam upaya manipulasi pesan politik, terlebih jika ada potensi perpecahan, bahkan timbul gesekan horizontal.
Politikus PDI Perjuangan ini menuturkan, pihaknya siap dan membuka diri untuk berdialog dengan kubu Prabowo-Sandi demi mencari solusi dari kekacauan akibat kontestasi politik ini. "Kami dari TKN selalu terbuka dan membuka diri untuk berdialog, bertemu, dan berdiskusi mencari jalan terbaik kepada siapa pun," ujar Basarah.
Hal ini juga disepakati Presiden Joko Widodo. Saat menghadiri Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri Indonesia di Surakarta, Jokowi mengingatkan para pemimpin di daerah untuk menjaga kedamaian menjelang pemilihan umum yang berlangsung setiap lima tahun.
“Ini tugas pemimpin-pemimpin di daerah dan semuanya untuk mengingatkan bahwa setiap lima tahun sekali pasti ada pesta demokrasi,” tutur Presiden.
Kepala Negara menyebutkan, pemilihan umum, baik pemilihan bupati/wali kota, pemilihan gubernur, maupun pemilihan presiden. Presiden Jokowi mengatakan, hal itu menanggapi adanya kasus terbunuh seseorang diduga akibat berbeda pilihan politik.
“Setiap saya berkomunikasi dengan masyarakat, ke daerah, ke kampung, desa, saya sampaikan, jangan sampai karena pilihan bupati, pemilihan wali kota, gubernur, presiden berbeda pilihan, tidak sapa antartetangga, antardesa, antarmajelis taklim. Itu kesalahan besar,” ujar calon presiden nomor urut 01 ini.
Ia sudah menyampaikan berkali-kali bahwa tidak saling sapa saja tidak benar, apalagi sampai membunuh yang merupakan kekeliruan besar. “Ini tugas pemimpin-pemimpin di daerah dan semuanya untuk mengingatkan bahwa setiap lima tahun sekali pasti ada pesta demokrasi, baik pemilihan bupati, gubernur, presiden, ini akan ada terus,” kata Presiden Jokowi lagi.
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto juga berharap pergantian kekuasaan di Indonesia setiap lima tahunnya berlangsung secara damai. Prabowo menuturkan, Indonesia dapat memetik pelajaran demokrasi dari pemilu yang terjadi di negara lain, seperti di Malaysia dan Afrika Selatan yang berjalan cenderung damai. Prabowo mengklaim dirinya sangat terbuka dan tidak terlalu suka memprediksi, dia berharap Indonesia dapat mencontoh apa yang terjadi di Malaysia dan Afrika Selatan.
"Karena dalam pergantian kekuasaan yang damai, maka kehendak rakyat Indonesia akan didengarkan dan demokrasi akan terbukti berhasil," ujar Prabowo saat menjadi pembicara utama di The World 2019 Gala Diner The Economist di Singapura, Selasa 27 November 2018 malam.
Sebelumnya, Ketua MPR Zulkifli Hasan mengimbau kedua kubu yang berkontestasi dalam pilpres tetap menjaga kekondusifan. Sebab, pemilu merupakan pesta demokrasi lima tahunan untuk memilih pemimpin terbaik. Zulkifli menilai kedua kubu tidak perlu saling mengeluarkan komentar untuk memanas-manasi kubu lainnya selama kontestasi Pemilu 2019.
Kondisi saling melontarkan kritikan panas belakangan membuat seolah pendukung kedua kubu juga dibenturkan pada situasi saling bermusuhan. Padahal, ujar Zulkifli, antara kedua pasangan calon peserta pilpres 2019 merupakan sahabat dan kader terbaik bangsa.
"Ini kompetisi antarkita. Pak Jokowi, Pak Prabowo, sahabat kita, kader terbaik Indonesia. Kita bukan melawan Belanda dan, sekali lagi, ini bukan mau perang, ini memilih yang terbaik di antara yang terbaik keduanya," ujar Zulkifli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (27/11).
Menurut dia, semua pihak jangan saling memanasi satu sama lain. Sebab, hal itu dapat memicu perpecahan di antara warga bangsa. Sangat disayangkan jika terjadi perpecahan karena kontestasi yang hanya dilakukan lima tahunan ini. Zulkifli menilai periode pemilu akan berulang setiap lima tahun, seharusnya hal ini menjadi momentum untuk merayakan pesta pemilihan, bukan saling menjatuhkan untuk perpecahan.
“Sekali lagi saya imbau, janganlah memanasi, jangan mengompori, jadi untuk bersatu, bukan untuk pecah belah. Pilpres itu dalam demokrasi sesuatu yang biasa, tiap lima tahun ada. Makanya saya minta untuk menjaga," ujarnya.
(antara/ali mansur, ed: agus raharjo)