Rabu 28 Nov 2018 17:18 WIB

Semua Wilayah Rawan Longsor, DIY Peringatkan Warga

Curah hujan meningkat di Yogyakarta sepekan terakhir.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Nur Aini
Bencana longsor di Kota Yogyakarta.
Foto: Antara.
Bencana longsor di Kota Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Curah hujan di wilayah DIY terus meningkat setidaknya satu pekan terakhir. Untuk itu, masyarakat DIY diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi-potensi bencana seperti pohon tumbang, banjir dan tanah longsor.

Kepala Pelaksana Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Biwara Yuswantara mengatakan, hampir semua daerah-daerah di DIY memiliki potensi ancaman longsor. Tapi, memang ada daerah-daerah yang potensinya tinggi.

Di bagian utara Pegunungan Menoreh misalnya, ada kecamatan-kecamatan yang memiliki potensi longsor cukup tinggi. Ada Kecamatan Girimulyo, Kecamatan Kalibawang dan Kecamatan Samigaluh.

Ia menilai, hujan deras yang terus mengguyur daerah-daerah rawan longsor itu bisa berubah menjadi potensi terjadinya longsor. Karenanya, Biwara mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah-daerah itu meningkatkan kewaspadaan.

"Bila rumah berada di bawah tebig yang tinggi dan kemiringannya curam, tanah mudah bergerak, harus waspada, kalau perlu bila hujan tinggi untuk sementara mengamankan diri ke tempat yang aman," kata Biwara kepada Republika.co.id, Selasa (28/11).

Selain itu, ia mengingatkan, masyarakat yang berada di bantaran sungai juga harus mewaspadai kondisi permukaan air dan hujan deras di hulu sungai. Mereka diharap terus memantau informasi dari BPBD dan jaringan-jaringan yang ada.

Untuk mengantisipasi potensi-potensi itu, BPBD Kabupaten Bantul sudah mulai mengaktifkan Pos Pemantauan. Memasuki awal musim hujan ini, sebanyak 20 Pos Pemantauan diaktifkan. Pos itu berada di Tirtonirmolo, Bangunharjo, Pendowoharjo, Banguntapan, Trimulyo, Girirejo, Gadingsari, Srimulyo, Sitimulyo, Wonolelo, Pleret, Wukirsari, Selopamioro, Mangunan, Jatimulyo, Sumbermulyo dan Mangunan.

Ada pula di Jatimulyo, Sumbermulyo, Triwidadi, Seloharjo, Parangtritis dan Poncosari. Biwara menerangkan, pos-pos pemantauan yang ada memang sengaja diaktifkan sejak dini.

"Agar bisa langsung memantau bila ada potensi longsor di kawasan-kawasan rawan longsor," ujar Biwara.

BPBD Kabupaten Gunungkidul juga telah diminta mulai meningkatkan kewaspadaan kepada daerah-daerah rawan longsor. Kesiapsiagaan setidaknya sudah harus dibangun melalui Desa Tanggap Bencana dan Forum Pengurangan Risiko Bencana.

Harapannya, Destana-Destana dan Forum-Forum PRB efektif melakukan penanganan jika bencana-bencana itu datang. Potensi terjadinya bencana tanah longsor terdapat di Kecamatan Gedangsari, Ngawen, Patuk, Semin dan Kecamatan Ponjong.

Untuk Kabupaten Sleman, BPBD telah diminta mewaspadai potensi angin puting beliung yang kerap terjadi saat musim hujan. Terlebih, puting beliung sempat pula terjadi saat cuaca ekstrim tahun lalu.

Biwara mengimbau, pihak-pihak terkait cepat melakukan pencegahan dampak seperti melakukan pemangkasan pohon-pohon yang terlalu rimbun. Sebab, pohon-pohon itu berpotensi roboh karena angin dan beban pohon.

"Baliho-baliho juga perlu dicek kondisinya agar tidak membahayakan pengguna jalan atau lingkungan sekitar," kata Biwara.

Kondisi serupa turut terjadi di Kota Yogyakarta, Biwara mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi pohon tumbang dan baliho-baliho roboh karena hujan deras atau angin kencang.

Ia turut meminta Early Warning System (EWS) yang ada di sungai-sungai Kota Yogyakarta dicek segera kondisinya. Pengecekan itu dilakukan pula demi bisa mengantisipasi potensi terjadinya banjir.

"Pembersihan saluran air dan penggiatan Kampung Tanggap Bencana (Katan) dan Forum PRB untuk memantau perkembangan yang terjadi serta meningkatkan kesiapsiagaan," ujar Biwara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement