Selasa 27 Nov 2018 18:41 WIB

Menteri Pertanian Blacklist Lagi 21 Perusahaan Mafia Pangan

Selama ini, para mafia bermain di berbagai sektor pangan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, memberikan arahan terkait sektor pertanian kepada Danrem dan Dandim se-Indonesia di Pussenif Kodiklat TNI AD, Kota Bandung, Selasa (27/11).
Foto: Foto: Arie Lukihardianti/Republika
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, memberikan arahan terkait sektor pertanian kepada Danrem dan Dandim se-Indonesia di Pussenif Kodiklat TNI AD, Kota Bandung, Selasa (27/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kementerian Pertanian mengklaim inflasi di sektor pangan turun drastis selama empat tahun terakhir. Hal itu tidak terlepas dari ketegasan memberantas mafia pangan di Tanah Air.

Menurut Menteri Pertanian, Amran Sulaiman,  dari 2013 hingga 2017 angka inflasi turun 88,9 persen atau dari angka inflasi sebesar 11,35 persen menjadi tercatat 1,26 persen. Pasalnya, sejauh ini, kementeriannya, sudah melakukan tindakan tegas kepada para mafia pangan yang merugikan pedagang. Bahkan, beberapa perusahaan sudah dimasukan dalam daftar hitam.

"Total ada 782 kasus mafia pangan. Dari jumlah itu, 409 sudah ditetapkan sebagai tersangka. Perusahaan yang diblack list 15 sebentar lagi menyusul ada 21 perusahaan," ujar Amran kepada wartawan saat ditemui usai menghadiri apel Danrem dan Dandim se-Indonesia di Pussenif Kodiklat TNI AD, Kota Bandung, Selasa (27/11).

Amran menegaskan, tidak ada ruang bebas untuk mafia di sektor pangan. Selama ini, para mafia bermain di berbagai sektor pangan. Dari mulai jagung hingga beras. Berdasarkan data Kementan, penindakan satgas polri membuahkan hasil. Yakni, tercatat 66 kasus beras, 27 kasus ternak, 21 kasus hortikultura, 12 kasus pupuk, 247 kasus lainnya.

Amran mengatakan, ketegasan ini dilakukan karena ketahanan pangan identik ketahanan negara. Hal tersebut bukan sesuatu yang patut dipermainkan. Artinya, 460 komoditas pangan yang ada di Indonesia harus dijaga. 

"Jadi jangan main-main. Kami gak ada kompromi. Hasilnya sekarang jelas inflasi turun drastis, harga stabil. Ini sejarah baru dari 10 - 1 persen," katanya.

Selain itu, kata Amran, pihaknya terus berupaya membuka lahan baru. Semua itu dibutuhkan kerja sama dengan masyarakat agar tidak terjadi konflik. Saat ini, Indonesia mempunyai potensi 10 juta hektare lahan rawa yang bisa tiga kali tanam. Namun, yang sudah dilakukan optimalisasi baru 7 juta hektare.

"Penduduk 260 juta jiwa. Artinya (dengan potensi yang ada) 500 juta - 1 miliar bisa kasih makan (dengan hasil pangan). (Penggarapan lahan rawa) ini sudah dimulai 2 tahun terakhir," kata Amran seraya mengatakan sosialisasi kepada masyarakat harus diberikan bahwa Kementan bekerja untuk rakyat petani. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement