Rabu 28 Nov 2018 03:11 WIB

Tobatnya Anak Punk

Anak-anak punk dengan penuh tato memilih tobat dari perbuatan maksiat.

Anak punk dan anak jalanan belajar membaca buku Iqra bersama komunitas tasawuf underground di kolong jembatan depan Stasiun Tebet, Jakarta Selatan.
Foto: Republika/Fuji E Permana
Anak punk dan anak jalanan belajar membaca buku Iqra bersama komunitas tasawuf underground di kolong jembatan depan Stasiun Tebet, Jakarta Selatan.

Kami haus agama

Septa Maulana, seorang pemuda kelahiran 1991, menceritakan, awalnya tidak ada aktivitas yang dilakukan anak-anak punk jalanan di Tebet. Mereka hanya mengamen untuk kebutuhannya. Suatu hari, muncul rasa prihatin melihat anak-anak kecil yang ikut mengamen.

Sekitar sepuluh anak punk yang biasa nongkrong di lokasi itu kemudian melakukan diskusi. "Gimana kalau kita bikin pengajian buat anak-anak kecil," ujar Septa kepada teman-temannya.

Septa memberanikan diri untuk menghubungi admin Facebook dan Instagram Tasawuf Underground yang diampu Ustaz Halim Anbiya. "Bang Halim bisa gak datang ke Tebet, anak-anak Tebet haus pembelajaran agama. Alhamdulillah, besoknya Bang Halim langsung datang," kata Septa melalui pesan singkat kepada admin Tasawuf Underground.

Septa mengungkapkan, dia sudah sejak 2008 hidup di jalanan. Kehadiran Ustaz Halim bulan ini menjadi pelepas dahaga anak-anak jalanan dan punk di Tebet. Septa mengatakan, sosok Ustaz Halim layaknya orang tua sendiri sekaligus seperti guru.

photo
Anak punk dan anak jalanan belajar membaca buku Iqra bersama komunitas tasawuf underground di kolong jembatan depan Stasiun Tebet, Jakarta Selatan.

Sejak tiga tahun yang lalu, Tasawuf Underground sudah melakukan kegiatan serupa di Jakarta dan sekitarnya. Pengajian digelar setiap Jumat pada pukul 14.00- 17.00 WIB dan Sabtu pada jam 11.00-15.00 WIB. Sementara, kegiatan zikir dilakukan di Masjid Al Mubarok, Rawamangun, Jakarta Timur.

"Yang ikut ngaji di bulan pertama ada 35 orang anak jalanan dan punk, yang aktif banget 20 orang, ada balita, ibu hamil, anak-anak usia SD sampai SMP, sisanya remaja usia 17 ke atas," kata Ustaz Halim saat ditemui Republika di kolong jembatan di depan Stasiun Tebet, Jumat (17/11).

Ia mengakui, memang ada fenomena hijrah yang menguat di kalangan anak muda belakangan. Hal itu, kata dia, terkait hasil kerja budaya orang- orang dan berbagai komunitas.

Mengapa tidak ke masjid? Di sinilah yang ia sayangkan. Menurut Halim, atmosfer masjid saat ini belum bisa menjadi pusat konseling bagi anak-anak jalanan. Ketika kelompok punk ini masuk dan duduk di masjid, yang ada mereka dicemooh dan dicibir, juga dicurigai.

Padahal, Halim mengatakan, sebetulnya banyak anak-anak jalanan dan punk yang mencari oase spiritual dan ingin tahu soal agama. "Yang saya ajarkan ke anak-anak bacaan shalat, bacaan zikir, membaca buku Iqra, tapi disampaikan dengan cara yang sesuai dengan mereka," kata dia menjelaskan.

Ustaz Halim mengatakan, Tasawuf Underground masuk ke kolong jembatan untuk memberikan peta pulang ke anak-anak jalanan. Melalui agama, ia berharap bisa membangkitkan potensi mereka sehingga bisa hidup mandiri dan bermartabat.

"Tidak harus menunggu langkah besar, mulai dengan langkah-langkah kecil, ada ribuan anak jalanan dan punk. Kalau bukan kita, siapa lagi yang mau jadi sahabat mereka," ungkapnya.

Sementara di Bekasi, ada juga Komunitas Punk Kajian Bekasi. Mereka menangkap gerakan hijrah yang mulai bergairah sejak 2017 lalu. "Saya sendiri hijrah sejak tahun 2011," kata Ketua Komunitas Punk Kajian Bekasi, Miki Abu Izam, saat berbicang-bincang dengan Republika, Senin (26/11).

Miki menceritakan, sebelum ada nama komunitas Punk Kajian Bekasi, anak-anak punk sejak 2012 sudah melakukan aktivitas mengaji dan belajar agama Islam. Baru pada 2016 diberi nama Punk Kajian Bekasi dan membuat akun di media sosial.

Ia mengakui, sempat ada waktunya banyak orang yang malu menyatakan dirinya hijrah. Namun, sejak 2016 dan 2017, banyak yang lebih terbuka. Fenomena selebritas yang hijrah secara terbuka ikut mendorong keberanian beberapa orang.

"Kalau pengalaman teman-teman di Punk Kajian, mereka sudah jenuh dengan kehidupan yang penuh maksiat, mereka mikir ujungnya hidup mau ke mana?" ujarnya.

Selain mendalami agama, menurut Miki, Komunitas Punk Kajian tetap menjalankan spirit Do It Yourself (DIY) yang jadi semboyan anak punk. Mereka membuka usaha sablon dan lain-lain, juga punya baitul mal untuk mendanai anak-anak punk yang hijrah dan ingin membuka usaha. "Tapi, namanya juga usaha, ada yang maju usahanya dan juga ada yang bangkrut," kata Miki.

Ia menekankan, mereka memang tetap memelihara ideologi punk yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Ia mencontohkan solidaritas komunitas punk yang bisa diterjemahkan dalam ukhuwah Islamiyah. "Tapi, yang tadinya anak-anak kalau kumpul minum-minum (minuman keras), ganti minum kopi saja sekarang," ujar Miki sambil tertawa ringan.

photo
Anak punk dan anak jalanan belajar membaca buku Iqra bersama komunitas tasawuf underground di kolong jembatan depan Stasiun Tebet, Jakarta Selatan.

Punk Kajian Bekasi memiliki beberapa kegiatan rutin, seperti program punk kajian pekanan yang dilaksanakan setiap Ahad. Kegiatan ini dipimpin seorang ustaz. Ada juga program punk kajian bulanan.

Kegiatan bulanan ini menghadirkan ustaz-ustaz untuk berbagi ilmu agama Islam. Kegiatan ini pernah dihadiri Ustaz Felix Siauw, Ustaz Aditiya, Ustaz Salim A Fillah, dan Ustaz Farid Okbah.

Pada Desember akhir tahun ini, mereka akan melaksanakan kegiatan Bekasi Bertato, yakni Bekasi bersama dalam taat dan tobat. Kegiatan ini menghadirkan Mehdi Al Ghazali dan Ustaz Wildan Hasan. Selain itu, setiap Sabtu ada kegiatan bagi-bagi makanan di daerah Bekasi Utara dan daerah kumuh. Punk Kajian Bekasi juga membangunan mushala di daerah kumuh.

Menurut Miki, saat ini banyak yang meminta komunitas agar mengisi acara untuk anak-anak punk di beberapa kota. Namun, mereka ingin fokus terlebih dulu di wilayah Bekasi.

Mencoba mencetak kader dakwah untuk menyebarkan hidayah. "Supaya lebih banyak yang merasakan nikmat hidayah, ternyata indah banget hidayah itu, jangan sampai nikmat ini hanya dinikmati diri kita," kata Miki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement