REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA Ardian Sopa menilai persepsi masyarakat terhadap kondisi ekonomi memengaruhi dukungan pemilih terhadap calon presiden (capres). Hasil survei LSI menunjukan ini terjadi pada segmen pendidikan, pendapatan, dan agama.
Ardian mengatakan pada pemilih berdasarkan segmen pendidikan, mayoritas responden yang menilai ekonomi Indonesia membaik mendukung Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin. Rata-rata di atas 60 persen responden, baik yang hanya lulus SD maupun kelompok segmen pelajar, yang menilai ekonomi baik, menyatakan memilih Jokowi-Maruf.
“Sebaliknya, rata-rata di bawah 25 persen, di semua segmen pendidikan yang menilai ekonomi baik, yang memilih pasangan Prabowo-Sandi," kata Ardian di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta, Selasa (27/11).
Pada semua segmen pendidikan, mereka yang menilai ekonomi Indonesia buruk menyatakan memilih Prabowo-Sandi sebagai pilihan capresnya. Pada mereka yang menilai ekonomi buruk, semakin tinggi pendidikannya, semakin tinggi dukungannya terhadap Prabowo-Sandi.
Di segmen pemilih berdasarkan pendapatan, mayoritas responden, yang menilai kondisi ekonomi sedang dan baik, menyatakan mendukung Jokowi-Maruf dengan rata-rata angka di atas 60 persen. Sedangkan mereka yang menilai kondisi ekonomi buruk mayoritas memilih Prabowo-Sandi.
“Keunggulan Prabowo-Sandi di pemilih yang menilai ekonomi buruk, lebih tinggi di segmen pendapatan menengah hingga ekonomi mapan. Namun di segmen pemilih wong cilik yang mempersepsikan ekonomi buruk, meski unggul namun keunggulan Prabowo-Sandi tidak signifikan,” kata dia.
Di segmen agama, mayoritas responden yang menilai kondisi ekonomi sedang dan baik, baik pemilih Muslim maupun pemilih non-Muslim, menyatakan dukungannya kepada pasangan Jokowi-Maruf. Bahkan, keunggulan pasangan Jokowi-Maruf di segmen pemilih non-Muslim yang menilai ekonomi Indonesia sedang dan baik mencapai 87 persen.
Sementara responden yang menilai kondisi ekonomi buruk, sebanyak 65,6 persen pemilih Muslim menyatakan mendukung pasangan Prabowo-Sandi. Di pemilih non-Muslim, meski menilai ekonomi buruk, mayoritas responden tetap memilih Jokowi-Maruf yaitu sebesar 52,2 persen.
Sementara yang memilih Prabowo-Sandi sebesar 43,5 persen. "Sebagian besar dari pemilih kalangan minoritas agama dan Indonesia Timur cukup militan mendukung Jokowi. Walau mereka menilai kondisi ekonomi buruk, Jokowi masih menang di segmen ini," ujarnya.
Pengumpulan data survei tersebut dilakukan pada 10-19 November 2018 dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Survei melibatkan 1.200 respoden, yang dipilih dengan multistage random sampling. Sementara margin of error kurang lebih 2,9 persen.