Selasa 27 Nov 2018 16:11 WIB

Jokowi Bentuk Agen Transformasi Hadapi Revolusi Industri 4.0

Agen transformasi harus memiliki pemikiran terbuka.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Indira Rezkisari
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2018 di Jakarta, Selasa (27/11/2018). Dalam kesempatan tersebut, Presiden mengapresiasi langkah Bank Indonesia (BI) yang berupaya menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.
Foto: Antara
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2018 di Jakarta, Selasa (27/11/2018). Dalam kesempatan tersebut, Presiden mengapresiasi langkah Bank Indonesia (BI) yang berupaya menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan membentuk agen transformasi dalam rangka pembangunan sumber daya manusia. Agen transformasi tersebut akan mulai dibentuk pada tahun depan dengan melibatkan berbagai kalangan, termasuk masyarakat, perusahaan BUMN, perusahaan swasta, ASN, dan lainnya.

"Yang paling penting memang memperbanyak agen-agen transformasi baik di tingkat desa, kepala desa atau bisa di bawahnya bisa di kecamatan bisa di provinsi bisa di tingkat kabupaten kota semuanya. Juga bisa di perusahaan-perusahaan swasta perusahaan BUMN dan juga di tingkat nasional," ujar Jokowi usai memberikan sambutan dalam pertemuan tahunan Bank Indonesia Tahun 2018, Selasa (27/11).

Jokowi menyebut, pemerintah telah menyiapkan berbagai proses yang akan dilakukan untuk membentuk agen-agen tersebut. Salah satunya yakni memberikan keterampilan kepada seluruh agen. Menurut dia, pembentukan agen transformasi dilakukan untuk menghilangkan kepentingan sektoral.

Pembangunan SDM tersebut merupakan program pemerintah setelah sebelumnya fokus pada pembangunan infrastruktur. Pemerintah ingin menyiapkan antisipasi perubahan yang sangat cepat di era digital ekonomi ini.

Menurut Jokowi, agen transformasi harus memiliki pemikiran terbuka di era keterbukaan ini. Selain itu, Jokowi juga ingin para agen transformasi memiliki kesiapan diri menghadapi berbagai kemunculan teknologi, seperti advanced robotic, virtual reality, dan lainnya.

"Kalau pemimpinnya terkaget-kaget, tidak cepat merespons, tidak cepat mempelajari perubahan-perubahan itu, ya kita ditinggal. Kita juga butuh pemimpin yang bisa bereaksi cepat dan butuh pemimpin yang goal oriented, result oriented. Bukan prosedur oriented yang bertele-tele," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement