Selasa 27 Nov 2018 01:42 WIB

Sampah Bambu 18 Ton Penuhi Sungai Cikeas

Munculnya sampah bambu diduga disengaja.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ani Nursalikah
Tumpukan sampah bambu kembali ditemukan di sungai Cikeas, Bendung Koja, perbatasan Desa Bojongkulur, Kabupaten Bogor dengan Kelurahan Jatiasih, Kota Bekasi, Senin (26/11). Diperkirakan total sampah bambu tersebut mencapai 18 ton.
Foto: Republika/Dedy D Nasution
Tumpukan sampah bambu kembali ditemukan di sungai Cikeas, Bendung Koja, perbatasan Desa Bojongkulur, Kabupaten Bogor dengan Kelurahan Jatiasih, Kota Bekasi, Senin (26/11). Diperkirakan total sampah bambu tersebut mencapai 18 ton.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Tumpukan sampah bambu kembali ditemukan di daerah aliran sungai Cikeas, Kota Bekasi, Senin (26/11). Kali ini sampah ditemukan tertumpuk di Bendung Koja, Kelurahan Jatiasih Kota Bekasi. Munculnya sampah bambu dalam jumlah besar di sungai Cikeas merupakan kali ketiga dalam dua pekan terakhir.

Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas, Puarman mengatakan, tumpukan sampah bambu mulai terlihat sejak Ahad (27/11). Diduga batang bambu tersebut terbawa arus saat debit air sungai Cikeas meningkat pada Sabtu (26/11) malam. Namun, kata dia, pengangkutan baru bisa dilakukan pada Senin.

“Sampah bambu ini serupa seperti yang muncul minggu lalu. Bambu-bambu ini sudah dibersihkan dari rantingnya dan dipotong. Artinya ini sampah rekayasa, bukan yang hanyut dari bantaran sungai,” kata Puarman saat ditemui di Bendung Koja, Bekasi, Senin (26/11).

photo
Sampah bambu menumpuk di sungai Cikeas wilayah perbatasan Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi, Jumat (16/11).

Puarman menjelaskan, total sampah bambu yang menumpuk itu memanjang sekitar 40 meter dan memenuhi badan sungai selebar 30 meter. Saat dilakukan pengangkutan awal, tinggi tumpukan sampah bambu hingga dua meter diatas permukaan sungai.

Ia melanjutkan, hingga Senin sore, total sampah yang diangkut mencapai enam truk dengan berat masing-masing truk sekitar tiga ton. Sampah bambu tersebut diangkut secara manual dengan mengerahkan 30 personel.

“Sampah yang kita angkat selain bambu adalah kayu. Hanya dua macam. Sembari kita angkat ke bantaran sungai, kita persilakan masyarakat kalau ada yang mau memanfaatkan. Kalau tidak, dibuang dan dibakar oleh Dinas Lingkungan Hidup,” ujarnya.

Pembersihkan dilakukan segera karena tumpukan sampah tersebut membahayakan pemukiman sekitar. Ia menyebut, setidaknya ada empat perumahan yang bisa terkena genangan jika air di sungai Cikeas meluap. Ia mendesak agar Pemerintah Kota Bekasi dan Pemerintah Kabupaten Bogor mencari tahu sumber sampah. Dalam waktu dekat, KP2C juga akan melakukan penyisiran sungai Cikeas dari hulu ke hilir. 

Sebagaimana diketahui, pada Rabu (14/11) tumpukan sampah bambu juga ditemukan di Bendung Koja. Total sampah yang diangkut mencapai enam truk. Kemudian, pada Jumat (16/11), KP2C kembali menemukan sampah bambu tersendat di aliran Sungai Cikeas.

Sampah menumpuk hingga sepanjang 100 meter. “Harus ada efek jera karena kasus ini berulang terus,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement