Senin 26 Nov 2018 15:47 WIB

Kelompok Ini Minta Polisi Gagalkan Reuni 212

Reuni Alumni 212 dicurigai disusupi oleh anggota HTI.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Teguh Firmansyah
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 10 orang mengenakan setelan seragam putih, mendatangi Polda Metro Jaya, Senin (26/11). Mereka bertemu langsung dengan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, untuk meminta kepolisian menggagalkan Reuni Alumni 212 yang akan digelar pada 2 Desember 2018 mendatang.

Mereka siap mengadang massa, jika memang dalam pelaksanaannya ada pengibaran bendera HTI. “Kenyataan politik hari ini, HTI bermetamorfosa menjadi ormas-ormas gurem yang semakin sulit diidentifikasi melakukan penyebaran ideologi khilafah, menyelinap ke ruang-ruang publik terutama tempat-tempat ibadah,” ujar Sekjen Presidium Nasional ‘Gerakan Jaga Indonesia’, Budi Djarot, saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Senin (26/11).

Bagi dia, HTI ini berbahaya karena telah masuk ke jantung masyarakat. Bahkan berada di institusi-institusi formal atau pemerintah. Saat ini, dilanjutkan dia, politik telah dikaitkan dengan agama dan telah membodohi masyarakat, sehingga seharusnya tidak perlu ada lagi aksi-aksi seperti Reuni Alumni 212 ini.

Baca juga, Polri Imbau Reuni 212 tak Perlu Dilaksanakan.

“HTI hanya hama, bukan agama, yang seharusnya kita basmi. Apalagi secara fakta hukum, HTI telah dinyatakan bubar karena mengusung ideologi khilafah yang bertentangan dengan Pancasila, bahkan negara lain juga telah membubarkan HTI karena dianggap berbahaya,” katanya.

Menurut dia, dengan adanya pelaksanaan Reuni Alumni 212 ini justru semakin memperlihatkan bagaimana ideologi khilafah terus berjalan dan semakin masif. Hal ini terlihat dalam persiapan menjelang aksi tersebut, karena ribuan peserta aksi dari berbagai wilayah Indonesia akan hadir di Monas, Jakarta Pusat.

“Bahkan sempat melakukan aksi rapat akbar dan parade pengibaran bendera bertuliskan kalimat tauhid, tanpa ada upaya pencegahan dari aparat. Maka dari itu, kami datang ke Polda Metro untuk mendesak kepolisian untuk mencegah berbagai aksi beranasir agama,” jelas Budi Djarot.

Diberitakan sebelumnya, Persaudaraan Alumni (PA) 212 akan kembali menggelar reuni akbar kedua pada 2 Desember 2018 mendatang. Dalam aksi damai ini, alumni Aksi Bela Islam tersebut akan mengibarkan satu juta bendera kalimat tauhid berwarna warni.

Reuni akbar 212 tersebut akan tetap dilaksanakan setiap tahun sebagai ajang silaturahmi akbar umat Islam. Reuni akbar tersebut akan tetap dilaksanakan sebagai momentum tahunan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement