REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyatakan Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava pijar ke arah hulu kali Gendol pada Jumat (23/11).
"Guguran lava sebanyak empat kali mengarah ke bukaan kawah, hulu kali Gendol" menurut BPPTKG di akun Twitter resminya pada Ahad (25/11).
BPPTKG juga menjelaskan jarak luncur guguran lava pijar pada Jumat (23/11) pukul 19.05 WIB maksimal 300 meter.
"Intensitas guguran rendah dengan potensi material yang kecil sehingga belum membahayakan penduduk."
Seiring dengan pertumbuhan kubah lava, BPPTKG menyebutkan, guguran lava mulai terjadi pada 22 Agustus 2018 dan dominan mengarah ke barat laut, namun saat itu masih dalam area kawah. Berdasarkan data pengamatan aktivitas Gunung Merapi periode 16-22 November 2018, volume kubah lava per 21 November 2018 sebesar 308 ribu meter kubik dengan laju pertumbuhan rata-rata 2.600 meter kubik per hari. Pertumbuhan sedikit lebih tinggi dari pekan sebelumnya.
BPPTKG Yogyakarta juga memantau aktivitas kegempaan Gunung Merapi dan mencatat 28 kali gempa Hembusan (DG), dua kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), dua kali gempa Fase Banyak (MP), 261 kali gempa Guguran (RF), 21 kali gempa Low Frekuensi (LF) dan empat kali gempa Tektonik (TT).
Berdasarkan data aktivitas vulkanik Merapi tersebut, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level II atau waspada. Kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan oleh BPPTKG, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana. Masyarakat diimbau tetap beraktitivitas seperti biasa dan diperbolehkan menyaksikan aktivitas guguran lava dalam jarak aman, tiga kilometer dari puncak.