Sabtu 24 Nov 2018 00:35 WIB

Rute Koridor 1 Transjakarta akan Dikaji

Pemprov DKI akan melakukan kajian mengenai integrasi antara dua moda transportasi.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Gita Amanda
Sejumlah penumpang menanti kedatangan bus Transjakarta di Halte Harmoni, Jakarta.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Sejumlah penumpang menanti kedatangan bus Transjakarta di Halte Harmoni, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan pihaknya tak terburu-buru memutuskan apakah Koridor 1 rute Transjakarta akan diteruskan atau dihentikan. Pihaknya akan melakukan kajian mengenai integrasi antara dua moda transportasi yaitu kereta Moda Raya Terpadu (MRT) dan juga bus Transjakarta.

“Ini akan dikaji semua, lebih dari sekadar soal koridor ada atau nggak (Koridor 1). Kita ingin warga Jakarta dalam jarak lima ratus meter ada kendaraan atau tidak,” kata Anies di Kantor Transjakarta, Jakarta Timur, Jumat (23/11).

Dia mengatakan jika kajian itu telah dilaksanakan, maka pihaknya secara bertahap akan melakukan restriksi atau pembatasan dalam lapangan produksi. Restriksi itu antara lain seperti pengurangan tempat parkir, peningkatan harga parkir, dan pembatasan rute-rute.

“Tapi itu semua dilakukan ketika transportasi umumnya sudah ada. Sehingga orang mudah berpindah, kalo belum ada penggantinya tidak fair ini yang sedang kita lakukan,” kata Anies.

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Syahbandar membenarkan pihaknya bersama dengan Transjakarta akan melakukan studi mengenai penggunaan Koridor 1. Sehingga, dia menyebut jangan terlalu terburu-buru memutuskan Koridor 1 untuk dihapus atau diteruskan.

“Iya, jadi itu akan dilakukan studi semua. Tadi Pak Gubernur kan mengatakan jangan cepat-cepat bilang diberhentikan atau diteruskan (Koridor 1),” kata William di Kantor Transjakarta, Jakarta Timur, Jumat (23/11).

Dia mengatakan, pihaknya bersama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Transjakarta menginginkan adanya sebuah studi komprehensif dan lengkap yang didukung dengan berbagai masukan dari berbagai komponen masyarakat. Sehingga, studi ini bukan merupakan studi hanya milik MRT ataupun Transjakarta.

Melainkan, studi ini merupakan studi bersama. Selain itu, studi ini juga bukan dilakukan oleh pihak MRT maupun Transjakarta, namun, mereka juga akan melibatkan ahlinya. “Dan kami akan melibatkan seluruh komponen masyarakat,” jelas William.

Selanjutnya, dengan adanya studi yang diperkirakan akan membutuhkan waktu hingga dua sampai tiga bulan itu, akan mendapatkan sebuah roadmap atau rancangan. Rancangan itu akan berupa perencanaan integrasi transportasi publik di DKI Jakarta.

Integrasi transportasi layanan publik itu, kata dia, terdiri atas integrasi yang bersifat integrasi fisik seperti rute, integrasi ticketing, dan juga integrasi layanan. “Itu akan masuk dalam studi itu,” jelas William.

Dia pun menegaskan dengan adanya rancangan perencanaan integrasi transportasi, terutama di Koridor 1 itu, kata dia, tidak akan terjadi perebutan penumpang di sana. Malah, menurutnya, nantinya penumpang akan bertambah dua kali lipat.

“Kalau katakanlah tadi di Koridor 1 itu Transjakarta memiliki 180 ribu penumpang saat ini per hari, mungkin dengan integrasi kita akan bawa 360 ribu penumpang atau lebih. Jadi menambah jumlah yang sekarang sudah naik Transjakarta, plus dengan MRT Jakarta membawa lebih banyak,” tegas William.

Diketahui, Koridor 1 adalah koridor Transjakarta yang beroperasi dengan jurusan Terminal Blok M sampai Stasiun BRT Stasiun Kota. Sementara rute kereta MRT fase 1 adalah Stasiun Lebak Bulus sampai Stasiun Bundaran HI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement