REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di alun-alun Kajen, Kabupaten Pekalongan, Kamis (22/11). Dalam pidatonya, Jokowi mengajak GP Ansor untuk menjaga persatuan dan persaudaraan serta merawat kerukunan antarmasyarakat.
"Itulah yang harus kita jaga karena aset terbesar bangsa adalah persatuan kerukunan. Marilah kita jaga diri ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathoniyah," ujar Jokowi.
Tidak hanya itu, Presiden juga mengajak GP Ansor untuk menjaga NKRI serta turut membimbing masyarakat yang ingin berhijrah dari sikap egois, pendendam, pemarah, dan sering menciptakan kegaduhan.
"Hijrah dari sifat pendendam kepada sifat penuh kasih sayang, dari sifat pemarah ke sifat kesabaran, hijrah dari yang senang kegaduhan ke sifat yang penuh kerukunan. Setuju gak?," kata Presiden.
Jokowi juga mengingatkan GP Ansor untuk selalu bersabar menghadapi masalah dan juga tantangan. Serta meletakkan kepentingan bangsa di atas kepentingan golongan. Menurutnya, GP Ansor selama ini merupakan kelompok yang selalu berada di baris terdepan dalam menjaga Pancasila dan bhineka tunggal ika, serta dalam menjaga Indonesia dari aksi separatisme dan terorisme.
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan, masyarakat Indonesia harus berani menunjukan Pancasila sebagai ideologi bangsa yang tidak bisa tergantikan oleh ideologi lain dan ideologi hasil impor.
"Kita harus berani menunjukan Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia dan tidak bisa digantikan ideologi lain apalagi ideologi hasil impor," ujar Jokowi.
Dalam peringatan Maulid Nabi ini, Presiden kemudian mengajak para peserta untuk mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW yang selalu bersikap santun, lembut, dan penuh kasih sayang tanpa membedakan latar belakang agama, status sosial, dan pandangan politik. Ia juga mengingatkan agar GP Ansor tak jauh dari para kyai dan ulama dalam bermasyarakat dan bernegara.