REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- Para alumni Pondok Pesantren Gontor yang tergabung dalam Prime Foundation (PF) menyepakati visi besar yang akan dicapai pada 2035 mendatang. Visi tersebut berupa PF mampu mengintegrasikan keunggulan intelektual dan keluhuran budi untuk memberdayakan masyarakat.
Visi ini lahir dalam Musyawarah Nasional (Munas) Pertamanya yang dilaksanakan di Aula La Ghofla, Puncak, Bogor pada Senin (19/11). Dewan Pembina Prime Foundation, Prabasworo Jihwakir menegaskan visi ini dibentuk agak semua elemen PF dapat menjadi pemeran penting di bangsa kita kelak.
“Kami menganggap pentingnya visi ini agar ke depannya kita seluruh elemen di dalam Prime Foundation tidak menjadi penonton di masa depan, namun punya peran penting terhadapap kemajuan bangsa dan negara. Hal ini dapat dicapai melalui pilarisasi pada tiga bidang yakni sosial, kewirausahaan, dan pendidikan,” katanya dalam siaran pers, Kamis (22/11).
Dalam agenda Musyawarah Nasional ini juga terpilih Ketua Umum Prime Foundation periode 2018-2021 baru yaitu Ikhwan Hakim Rangkuti. Terkait visi 2035 ini, Ikhwan memaparkan untuk mencapai visi tersebut butuh sumber daya manusia yang berkualitas.
“Jika sumber daya manusia kita berkualitas, maka kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat akan terwujud dan akan tercipta apa yang dinamakan baldatun thayyaibatun wa rabbhun ghafur, maka kami akan mengupayakan terbentuknya anggota Prime Foundation yang berkualitas seperti mencanangkan 20 doktor pada 2026,” ujar alumnus Al-Azhar University ini.
Yayasan yang digagas oleh para alumni Gontor angkatan 2010 baik putra maupun putri ini, telah banyak melakukan program pemberdayaan kegiatan baik sosial, pendidikan, maupun wirausaha. Dalam Munas ini juga, terdapat seminar nasional tentang scholarship dan entrepreneur. Munas dilaksanakan mulai dari 17 sampai 21 November.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
