Kamis 22 Nov 2018 15:01 WIB

Korban Kebakaran Sukahaji Bertahan di Tenda Pengungsian

Sebanyak 58 kepala keluarga (KK) menjadi korban amukan si jago merah.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Warga korban kebakaran di Jalan Pasir Koja, Kelurahan Sukahaji masih  bertahan di tenda pengungsian menunggu bantuan rumah tinggal dari  pemerintah. Selama lima hari pasca kebakaran, mereka tinggal di tenda dan  mendapat bantuan makanan.
Foto: Republika/Zuli Istiqomah
Warga korban kebakaran di Jalan Pasir Koja, Kelurahan Sukahaji masih bertahan di tenda pengungsian menunggu bantuan rumah tinggal dari pemerintah. Selama lima hari pasca kebakaran, mereka tinggal di tenda dan mendapat bantuan makanan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kebakaran yang melanda lapak dan rumah non permanen di Sukahaji masih menyisakan puing-puing. Tanah seluas 600 meter di pinggir Jalan Pasir Koja itu masih dilingkari garis polisi pasca kebakaran Ahad (18/11) dini hari lalu. Sebanyak 58 kepala keluarga (KK) menjadi korban amukan si jago merah. Bangunan tempat tinggal mereka rata dengan tanah dan hanya menyisakan abu-abu dan arang.

Lima hari berlalu, para korban masih bertahan di tenda pengungsian yang dibangun di dekat lokasi kebakaran. Mereka tinggal sementara dengan peralatan untuk kebutuhan sehari-hari seadanya.

Salah satu korban, Suwito (62) terpaksa bermalam di dalam tenda bersama keluarga lainnya sejak rumahnya habis terbakar. Beralaskan terpal, Suwito dan tiga anggota keluarganya menghabiskan hari-harinya bersama keluarga lainnya. Kebutuhannya selama lima hari ini mengandalkan bantuan yang disalurkan Pemkot Bandung dan donatur lainnya.

"Semoga saja semuanya cepat selesai. Bantuan yang kami butuhkan sekarang sih bantuan rumah tinggal kami ke depannya. Sekarang kan sama sekali nggak ada rumah berteduh," kata Suwito kepada Republika di lokasi, Kamis (22/11).

photo
Warga korban kebakaran di Jalan Pasir Koja, Kelurahan Sukahaji masih bertahan di tenda pengungsian menunggu bantuan rumah tinggal dari pemerintah. Selama lima hari pasca kebakaran, mereka tinggal di tenda dan mendapat bantuan makanan.

Lurah Sukahaji Achmad Roni pun tengah mengunjungi para korban di tenda pengungsian. Bersama stafnya, ia mendata kebutuhan para korban untuk diberikan. "Saat ini kita sedang mendata kebutuhan seragam sekolah bagi anak-anak. Kita sesuaikan ukurannya yang pas," kata Roni kepada Republika.

Terkait bantuan pembangunan rumah tinggal, ia mengaku akan menggelar rapat dengan pimpinan Kota Bandung. Hasil rapat nantinya akan memberikan solusi tempat tinggal bagi para korban ke depannya. Ia menuturkan tanah yang menjadi rumah tinggal para korban statusnya milik orang lain yang selama ini dipinjamkan secara cuma-cuma. Karenanya akan dikomunikasikan dengan pemilik tanah terlebih dahulu.

"Selain itu hasil investigasi puslabfor nanti hasilnya seperti apa kejadiannya, hasil itu baru yang punya tanah akan menentukan warga boleh lagi membangun disana atau tidak," ujarnya.

Jika warga tidak bisa lagi membangun di tanah tersebut, kata dia, Pemkot Bandung memiliki alternatif solusi lainnya. Warga akan direlokasi ke rusunawa milik pemkot. "Kami dengan dinsos akan koordinasi, kita punya rusunawa di Rancacili, Cingised dan Cicabe yang bisa ditinggali warga dengan kondisi yang lebih layak," kata dia.

Ia menyebutkan akibat kebakaran ini ada 58 KK atau 230 jiwa yang terdampak. Sebanyak 25 KK memilih berada di tenda pengungsian, sementara sisanya mengungsi ke rumah sanak saudaranya.

Sebelumnya, pada peristiwa tersebut, api melahap hunian padat penduduk serta lahan kosong yang digunakan untuk penyimpanan kayu seluas 600 meter persegi. Setidaknya 40 jongko kayu dan 30 unit rumah non-permanen ludes terbakar. Selain itu, 1 unit mobil ambulance warga, 3 unit mobil, dan 2 unit motor hangus dilalap api.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement