REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto memperkirakan dunia terancam defisit air bersih pada 2025. Pada tahun yang sama, permukaan air laut dari pesisir utara Jakarta akan naik hingga menenggelamkan Ibu Kota.
Hal ini disampaikan Prabowo dalam pidato berbahasa Inggris di depan Indonesia Economic Forum di Hotel Shangri-La, Jakarta. "Dunia akan hadapi defisit air bersih pada 2025. Itu enggak lama lagi. Terus laut di utara Jakarta rising (naik),” kata ketua umum Partai Gerindra di Hotel Shangri-La, Rabu (21/11).
Prabowo mengatakan kenaikan air ini setiap tahunnya naik beberapa sentimeter. Tujuh tahun mendatang, menurut Prabowo, air laut yang biasanya hanya naik sampai Tanjung Priok, Jakarta Utara, akan sampai ke Bundaran Hotel Indonesia (HI).
Prabowo mengaku telah mendatangi warga yang hidup di Tanjung Priok yang hidup di tengah air. "Itu sejam dari Istana Presiden. Nanti presiden harus jalan kaki. Sebagai WNI saya sedih," tutur Prabowo.
Ia menerangkan defisit air dan kenaikan air tersebut terkait dengan perubahan iklim atau climate change yang terjadi sekarang ini. Selain itu, ia mengatakan, ada kekeringan di California, Amerika Serikat (AS). “Indonesia saya kira tidak siap," kata dia.
Tidak hanya kali ini saja, Prabowo mengeluarkan perkiraan-perkiraan terkait masa depan bangsa. Sebelumnya, Prabowo berpidato Indonesia yang menganilisa Indonesia terancam bubar pada 2030.
Pidatonya itu diunggah akun Facebook Partai Gerindra. Pidato tersebut hasil dari membedah novel berjudul 'Ghost Fleet'.
"'Ghost Fleet' ini novel, tapi ditulis dua ahli strategi dari Amerika, menggambarkan sebuah skenario perang antara China dan Amerika pada 2030. Yang menarik dari sini bagi kita hanya satu. Mereka ramalkan tahun 2030, Republik Indonesia sudah tidak ada lagi," terang Prabowo.