REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Pengelola Gunung Api Purba Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menutup sementara waktu jalur pendakian karena adanya fenomena serangan lebah sejak Ahad (18/11).
Fenomena munculnya lebah ini menyebabkan sejumlah petugas dan pendaki terluka akibat diserang oleh binatang tersebut. Dua korban di antaranya masih terus mendapatkan perawatan intensif.
Pengelola obyek wisata Gunung Api Purba Nglanggeran Aris Budianto di Gunung Kidul, Rabu, menceritakan peristiwa tersebut diketahui pertama kali pada Senin (19/11) malam saat ada wisatawan yang hendak melakukan pendakian. Namun mereka akhirnya turun lantaran serangan lebah yang terjadi.
Ia menjelaskan, pada keesokan harinya dari pihak pengelola berusaha memastikan keberadaan lebah itu. Pertama, kata Aris, dua orang dari pihak pengelola melakukan pendakian, namun naas, satu di antaranya ikut menjadi korban sengatan.
Masih penasaran dengan hal itu, pengelola kemudian mendatangi lokasi dengan jumlah personel yang lebih banyak. Berbagai perlengkapan pun dikenakan untuk menjamin keselamatan."Ada satu anggota yang melepas baju pengaman langsung diserang lebah pada bagian kepala, termasuk saya," kata Aris.
Dia mengatakan setelah serangan pertama ratusan tawon langsung memburu petugas dan melangsungkan serangannya. Satu orang yang terlanjur melepas baju pengaman itu mendapatkan serangan paling parah.
"Kami semua diserang dan sampai sampai harus dirawat di RS Nurrohmah, Playen. Dua orang korban yang sampai saat ini masih dirawat adalah Triyono dan Suparna," ujar dia.
Ia mengatakan semenjak serangan lebah tersebut sedikitnya telah ada 11 orang yang menjadi korban. Dari jumlah tersebut, enam orang diantaranya adalah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata tersebut."Sedangkan untuk 5 dari panitia yang menjadi korban. Sementara kita tutup dulu," imbuh dia.
Sementara itu, pengelola lainnya, Heru Purwanto menambahkan bahwa sampai dengan saat ini pihaknya terus berupaya mencari solusi terbaik mengatasi masalah tersebut. Bahkan pihaknya telah memanggil pawang lebah namun juga belum menemukan hasil.
"Dugaan kita itu lebah madu hutan atau dikenal masyarakat tawon gung, biasanya tawon seperti ini berkoloni dan menempel di dinding bebatuan atau pohon, tidak seperti lebah madu yang hidup di glodog,' terang dia.
Dengan alasan keamanan pihak pengelola memutuskan untuk menutup sementara jalur pendakian tersebut. Saat ini penutupan dilakukan dalam dua hari ke depan."Kita masih melakukan koordinasi dengan pengelola lainnya untuk menjaga keamanan. Jangan sampai ada korban lagi," kata dia.