Rabu 21 Nov 2018 19:20 WIB

Koloni Lebah Mengamuk, Jalur ke Gunung Api Purba Ditutup

sejumlah petugas dan pendaki terluka akibat diserang oleh kawanan lebah tersebut.

Sarang lebah (ilustrasi)
Sarang lebah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Pengelola Gunung Api Purba Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menutup sementara waktu jalur pendakian. Penutupan jalur pendakian itu lantara munculnya koloni lebah yang menyerang sejak Ahad (18/11).

Fenomena munculnya lebah ini menyebabkan sejumlah petugas dan pendaki terluka akibat diserang oleh kawanan lebah tersebut. Dua korban di antaranya masih terus mendapatkan perawatan intensif.

Pengelola obyek wisata Gunung Api Purba Nglanggeran Aris Budianto di Gunung Kidul, Rabu (21/11) menceritakan peristiwa tersebut diketahui pertama kali pada Senin (19/11) malam. Saat itu ada wisatawan yang hendak melakukan pendakian. Namun mereka akhirnya turun lantaran serangan lebah yang terjadi.

Ia menjelaskan, pada keesokan harinya dari pihak pengelola berusaha memastikan keberadaan lebah itu. Pertama, Aris mengatakan, dua orang dari pihak pengelola melakukan pendakian, namun naas, satu di antaranya ikut menjadi korban sengatan.

Masih penasaran dengan hal itu, pengelola kemudian mendatangi lokasi dengan jumlah personel yang lebih banyak. Berbagai perlengkapan pun dikenakan untuk menjamin keselamatan. "Ada satu anggota yang melepas baju pengaman langsung diserang lebah pada bagian kepala, termasuk saya," kata Aris.

Dia mengatakan setelah serangan pertama ratusan tawon langsung memburu petugas dan melangsungkan serangannya. Satu orang yang terlanjur melepas baju pengaman itu mendapatkan serangan paling parah. "Kami semua diserang, sampai-sampai harus dirawat di RS Nurrohmah, Playen. Dua orang korban yang sampai saat ini masih dirawat adalah Triyono dan Suparna," kata Aris.

Ia mengatakan semenjak serangan lebah tersebut sedikitnya telah ada 11 orang yang menjadi korban. Dari jumlah tersebut, enam orang di antaranya adalah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata itu. "Selain itu, ada lima dari panitia yang menjadi korban. Jadi sementara kita tutup dulu," ujarnya.

Sementara itu, pengelola lainnya, Heru Purwanto menambahkan sampai saat ini pihaknya terus berupaya mencari solusi terbaik mengatasi masalah tersebut. Bahkan pihaknya telah memanggil pawang lebah namun juga belum menemukan hasil.

"Dugaan kita, itu lebah madu hutan atau dikenal masyarakat tawon gung, biasanya tawon seperti ini berkoloni dan menempel di dinding bebatuan atau pohon, tidak seperti lebah madu yang hidup di Glodog," terang dia.

Perihal masalah yang dialami saat ini, pihaknya menduga ada beberapa faktor yang menjadi pemicu. Pihaknya menduga, tawon mengamuk lantaran sarangnya terganggu oleh aktifitas burung elang bido. "Kemungkinan burung bido itu hendak memangsa larva atau makanan lain yang ada di sarang lebah itu. Sehingga kawanan lebah itu mengamuk dan menyerang siapapun yang ada di sekitarnya," ujarnya.

Dengan alasan keamanan, pihak pengelola memutuskan untuk menutup sementara jalur pendakian tersebut. Saat ini penutupan dilakukan dalam dua hari ke depan. "Kita masih melakukan koordinasi dengan pengelola lainnya untuk menjaga keamanan. Jangan sampai ada korban lagi," kata dia.

Sementara itu, salah seorang korban yang kini sudah diperbolehkan pulang, Puji Lestari mengatakan bahwa dia disengat pada bagian kepala, tepatnya pada bagian pelipis. Ia mengaku serangan yang terjadi sangatlah cepat dan sangat sulit untuk menghindar. "Saya tidak bisa menghindar, saya langsung lari ke bawah," katanya. 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement