REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun, Jawa Timur melibatkan 80 petugas dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman guna mewaspadai pohon tumbang. Pohon tumbang ini rawan terjadi saat musim pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
"Setiap hari petugas kami melakukan pemantauan dan pemangkasan dahan yang membahayakan. Ini sebagai bentuk antisipasi pohon tumbang yang rawan terjadi saat cuaca tidak menentu saat ini," ujar Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Madiun, Soeko Dwi Handiarto, kepada wartawan, Selasa (20/11).
Menurut dia, para petugas tersebut melakukan pemantauan dan perawatan pohon-pohon yang tersebar di sejumlah titik. Sesuai data, ada sekitar 7.000 pohon yang ada di Kota Madiun. Mulai dari pohon besar hingga tanaman berbunga. Petugas juga merawat pohon milik warga yang dahannya menjulur ke jalan atau mengganggu lalu lintas.
Ia menjelaskan, hampir setiap hari petugas memangkas pohon. Pemangkasan itu berdasarkan pemantauan langsung petugas di lapangan. Selain itu juga berdasarkan laporan masyarakat.
Adapun dalam proses penebangan, pihaknya tidak langsung menebang habis pohon sasaran. Namun disesuaikan dengan kondisi di lapangan. "Tidak ditebang habis. Keberadaan pohon juga memiliki fungsi lindung dan ekologi yang harus dipertahankan," kata dia.
Dalam menebang pohon terdapat hal-hal yang harus diperhatikan. Di antaranya dari fisiknya, mulai bagian kulit, lebatnya daun, bagian akar yang terlihat, getah, hingga posisi pohon. Selain itu, petugas juga melihat dari usia pohon dan riwayat kejadian sebelumnya.
"Prinsipnya antisipasi terus kami lakukan. Bukan hanya saat musim hujan saja, tetapi secara berkelanjutan," kata dia. Ia berharap, dengan pemantauan rutin tersebut, kasus pohon tumbang di Kota Madiun yang dapat membahayakan warga dapat dicegah.