REPUBLIKA.CO.ID, LAMONGAN -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meletakkan batu pertama pembangunan tower Universitas Muhammadiyah Lamongan, Kabupaten Lamongan di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Lamongan, Senin (19/11). Presiden meminta agar Perguruan Tinggi Muhammadiyah mengembangkan fakultas dan jurusan baru sesuai dengan perkembangan zaman saat ini.
"Saya titip, fakultas-fakultas yang ada di universitas dan perguruan tinggi merespons dengan merumuskan agenda riset yang baru. Pentingnya membangun program studi dan jurusan, serta fakultas-fakultas baru," ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, Indonesia memiliki berbagai sumber daya alam yang dapat diolah dan dimanfaatkan. Seperti kelapa sawit. Kendati demikian, hingga kini belum ada perguruan tinggi yang khusus mengajarkan mengenai pengolahan kelapa sawit dengan membuka jurusan baru.
"Ada yang namanya produk kopi, tidak ada di Indonesia ini (fakultasnya). Padahal kekuatan kita besar sekali," ujarnya.
Sementara, negara Italia yang tak memiliki kebun kopi bisa memproduksi minuman kapucino. Ia pun mendorong agar Indonesia memiliki universitas yang mengajarkan cara pembibitan, pemupukan, penanaman, hingga pengurusan pascapanen.
"Kapujowo, Kapugayo, kenapa tidak? Kopi kita ini enak-enak tapi kita selalu menjualnya dalam bentuk raw material. Tidak pernah kita memproduk dalam sebuah kemasan apalagi produk-produk akhir seperti kapucino," kata Jokowi.
Lebih lanjut, menurut Jokowi, perubahan ekonomi dunia pun harus direspon oleh perguruan tinggi sehingga Indonesia tak semakin tertinggal dari negara lain. Perubahan teknologi yang sangat cepat, lanjutnya, juga dapat mengubah lanskap sosial dan budaya, serta ekonomi dan politik Indonesia.
"Kenapa tidak ada fakultas ekonomi digital? Tunjukkan di mana ada fakultas ekonomi digital, akan saya datangi. Enggak ada. Padahal sudah berubah dunia sekarang. Jurusannya toko online misalnya. Kenapa tidak? Dunia sudah berubah," ucapnya.
Selain itu, lanjut Presiden, perkembangan teknologi juga akan berdampak besar dalam lapangan kerja. Ia menyebut, nantinya tak sedikit lapangan kerja yang akan hilang, seperti tukang pos, dll.
Presiden mengatakan, Perguruan Tinggi Muhammadiyah harus mampu mengantisipasi dan merespons perubahan dunia yang sangat cepat tersebut. Mengingat perubahan Revolusi Industri 4.0 mencapai tiga ribu kali dari perubahan revolusi industri pertama.
"Banyak inisiatif dan inovasi yang telah dilakukan dan saya yakin Perguruan Tinggi Muhammadiyah sangat siap menghadapi perubahan yang sekarang ini kita lihat begitu cepat," kata dia.
Jokowi menyampaikan, selama ini Muhammadiyah telah berperan besar dalam kemajuan bangsa. Kiprah Muhammadiyah untuk Indonesia pun di berbagai bidang termasuk pendidikan dan kesehatan.
Karena itu, dalam kesempatan ini Presiden juga menyampaikan apresiasinya kepada Muhammadiyah yang turut membangun bangsa.