Senin 19 Nov 2018 11:55 WIB

BPN: Milenial Berperan Bagi Pembangunan ke Depan

Masa depan generasi milenial harus dipersiapkan sejak saat ini.

Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno
Foto: Republika/Da'an Yahya
Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menilai kaum milenial atau anak muda Indonesia berperan penting dalam kesuksesan pembangunan lima hingga 20 tahun kedepan. Sehingga, masa depan mereka harus dipersiapkan sejak saat ini.

Hal itu dikatakan juru kampanye BPN Prabowo-Sandi, Rizki Aljupri, saat acara deklarasi Melati Putih Indonesia Milenial di Sekretariat Nasional (Seknas) Pemenangan Prabowo-Sandi, Jakarta, Ahad (18/11). Rizki mengatakan saat ini Indonesia diberikan berkah dengan bonus demografi yaitu jumlah milenial sebanyak 130 juta orang sehingga harus dimaksimalkan potensinya.

"Prabowo-Sandi menyadari betapa pentingnya peran milenial dalam pembangunan Indonesia 5-20 tahun kedepan. Indonesia diberkahi bonus demografi, kami tidak ingin ini berubah menjadi bencana demografi," katanya.

Dia menjelaskan, 130 juta milenial harus dipersiapkan masa depannya karena mereka akan lulus kuliah sehingga mereka akan kerja apa, kapan memiliki rumah, dan kapan menikah. Menurut dia, upaya mewujudkan kesejahteraan kaum milenial menjadi salah satu fokus yang akan dilakukan Prabowo-Sandi ketika menjadi Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024.

"Kami menangkap aspirasi para milenial bahwa mereka ingin adanya perubahan karena tidak ingin Indonesia terus menerus seperti ini," ujarnya.

Rizki yang merupakan Wakil Sekjen DPP PAN itu menilai para milenial menginginkan adanya perubahan dari sisi ekonomi seperti menginginkan adanya kemudahan mendapatkan lapangan kerja, dan minimalisir ketimpangan ekonomi. Dia juga menyoroti masalah ketimpangan ekonomi tersebut karena satu persen populasi Indonesia yang menguasai lebih dari 80 persen kekayaan Indonesia.

"Milenial tidak mengejar kekayaan, namun hanya ingin Indonesia menjadi tempat yang sejahtera dan lebih adil," katanya.

Dia meyakini koalisi Prabowo-Sandi dapat meraih maksimal suara kaum milenial karena berdasarkan data, elektabilitas Jokowi masih kalah dengan gerakan 2019 Ganti Presiden. Menurut dia, kebanyakan pemilih yang menginginkan pergantian kepemimpinan di 2019 adalah kaum milenial namun mereka belum memutuskan pilihan untuk memilih Prabowo-Sandi.

"Ada yang setuju 2019 ganti presiden namun belum mendukung Prabowo, studi kami mengatakan bahwa mereka adalah milenial. Mereka adalah pemilih rasional dan butuh diyakinkan karena mereka menilai kalau Jokowi gagal dalam memimpin negara, apa yang bisa dilakukan Prabowo," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement