Ahad 18 Nov 2018 23:26 WIB

Ganjar Ungkap Keistimewaan Borobudur Marathon

Keterlibatan masyarakat yang ramah membuat maraton ini berbeda.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah pelari mengikuti Borobudur Maraton 2018 di kawasan Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Ahad (18/11).
Foto: Antara
Sejumlah pelari mengikuti Borobudur Maraton 2018 di kawasan Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Ahad (18/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo takjub dengan sambutan hangat dan partisipasi warga atas penyelenggaraan Borobudur Marathon 2018 Powered by Bank Jateng, Ahad (18/11). Orang nomor satu di Jawa Tengah ini kagum bagaimana 'Marathon Cultural' ini begitu membawa pesan keramahtamahan, persahabatan, persaudaraan serta partisipasi warga yang luar biasa.

"Saya senang sekali melihat situasi ini, dan saya yakin peserta lainnya juga merasakan hal yang sama," ungkapnya, di sela perhelatan Borobudur Marathon 2018 Powered by Bank Jateng, di kompleks Candi Borobudur.

Gubernur, yang kembali terlibat dan ikut berlari 10 kilometer, dalam hajat maraton ini mengaku, keterlibatan masyarakat yang luar biasa inilah, yang menurutnya tidak ada di tempat lain. Selain antusiasme masyarakat, kearifan lokal dan budaya tradisional masyarajat di sekitar Candi Borobudur juga sangat mengagumkan. Seperti anak- anak sekolah yang menyambut dengan tarian barongan, jathilan dan lainya.

Di pinggir jalan, anak- anak begitu bersemangat menghibur peserta dengan aneka tariannya. Sehingga gubernur pun tergoda untuk berhenti sejenak dan ngevlog bersama mereka.

"Saya senang anak-anak kecil bisa tampil menari tradisional, orang akan merasa disambut meriah. Ini juga ajang promosi yang bagus untuk kesenian tradisional kita kepada dunia," paparnya.

Terkait kegiatan Borobudur Marathon kali ini, gubernur pun ingin terus mempromosikan hajat ini agar menjadi ajang marathon berkelas di dunia. Kalau bisa mampu menyaingi Tokyo Marathon, Boston Marathon, New York Marathon dan lainnya. "Makanya kami akan siapkan di tahun kelima nanti segalanya, termasuk infrastruktur seperti jalan dan penginapan, manajemen transportasi dan dengan suport masyarakat yang luar biasa," tegasnya.

Ganjar juga menyampaikan, ajang Borobudur Marathon 2018 Powered by Bank Jateng ini menjadi contoh suksesnya pengembangan turisme olahraga di Jawa Tengah.

Terbukti, sebanyak 10.000 peserta mengikuti hajat yang kini menginjak tahun ke dua ini. "Tak hanya para peserta, keluarga juga datang ke Borobudur dan itu membuat hotel-hotel dan homestay di kawasan Magelang dan sekitar Borobudur penuh," tambahnya.

Seperti tahun sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kembali terlibat dalam ajang Borobudur Marathon 2018 Powered by Bank Jateng. Ikut berpartisipasi sang istri, Siti Atikoh, Ganjar turun mengikuti lomba dengan kategori 10 K.

Sepanjang rute yang dilalui, Ganjar juga jamak melayani sambutan warga maupun para peserta  yang ingin memanfaatkan momentum untuk berfoto bersama. Bahkan di salah satu sudut jalan, ia dihentikan oleh warga yang ingin memberikannya jambu air. "Pak mandeg sik, tak opekke jambu (pak berhenti dulu, saya petikkan jambu)," tutur warga.

Mendengar itu, Ganjar langsung berhenti dan melihat pohon jambu milik warga Borobudur itu. "Ya wis penekno, (ya sudah cepat naik)," kata Ganjar dengan gaya ceplas-ceplosnya.

Setelah disetujui, pria itu langsung memanjat pohon jambu di depan rumahnya. Jambu air berwarna merah itu langsung dipetik dan dibagi-bagikan kepada Ganjar dan peserta lainnya.

"Ini salah satunya, yang membuat hati saya bungah. Masyarakat begitu antusias dalam menyambut hajat maraton ini," tandasnya.

Seperti diungkapkan peserta asal Malaysia, Anuar (28). Ini maraton yang berbeda. Tak sekedar olahraga tapi juga menikmati budaya, keindahan panorama alam sekitar Candi Borobudur. "Sehingga maraton menjadi lebih menarik di sini," katanya.

Sementara itu, Borobudur Marathon 2018 Powered by Bank Jateng diikuti oleh 10.000 peserta. Tidak hanya peserta dari sekuruh Indonesia, tapi juga peserta dari 30 negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement