Jumat 16 Nov 2018 14:37 WIB

Mengapa Pengungsi Rohingya Menolak Dipulangkan?

Ratusan pengungsi Rohingya berunjuk rasa menolak pemulangan ke Myanmar.

Pembersihan Etnis Rohingya
Foto: Republika
Pembersihan Etnis Rohingya

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Yeyen Rostiyana

COX's BAZAR -- Komisioner di Bangladesh yang mengurusi bantuan dan repatriasi Rohingya, Abul Kalam, Kamis (15/11), menegaskan bahwa ratusan ribu pengungsi Rohingya tidak akan dipaksa direpatriasi ke Myanmar. Repatriasi yang semula dijadwalkan Kamis akhirnya dibatalkan.

"Tidak seorang pun akan dipaksa pulang ke Myanmar," ujar Kalam kepada Aljazirah. "Mereka telah mengalami penyiksaan. Jadi, wajar jika mereka takut pulang," ujarnya.

Ketika ditanya soal jaminan bahwa para pengungsi akan pulang dengan "selamat dan penuh bermartabat", Kalam menjawab, "Segala yang dilakukan sesuai kesepakatan antara Bangladesh dan Myanmar. Saya berharap pihak berwenang di Myanmar memegang janji mereka."

Bangladesh dijadwalkan memulangkan rombongan pengungsi Rohingya tahap pertama ke Myanmar. Saat ini pengungsi Rohingya yang akan direpatriasi mencapai 2.260 orang dari 485 keluarga.

Repatriasi itu sesuai kesepakatan Bangladesh dan Myanmar pada Oktober silam. Namun, tulis Aljazirah, kesepakatan repatriasi itu tidak pernah dipaparkan kepada publik. Namun, rencana repatriasi itu ditentang badan PBB yang mengurusi pengungsi, UN High Commissioner for Refugees (UNHCR).

Menurut mereka, para pengungsi Rohingya tidak boleh dipaksa pulang. Hal ini sempat menimbulkan kebingungan mengenai kelanjutan repatriasi.

Bersambung ke halaman berikutnya..

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement