Jumat 16 Nov 2018 12:44 WIB

Perhiasan Permata Dorong Pertumbuhan Ekspor Jatim

Perhiasan/Permata berkontribusi sebesar 23,99 persen pada total ekspor nonmigas Jatim

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Pekerja menata perhiasan / Ilustrasi
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Pekerja menata perhiasan / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur mengungkapkan, ekspor Jawa Timur pada Oktober 2018 mengalami peningkatan sebesar 25,23 persen dibandingkan September 2018. Yaitu dari 1,64 miliar dolar AS menjadi 2,05 miliar dolat AS. Pun dibandingkan Oktober tahun sebelumnya, nilai ekspor Jatim pada Oktober 2018 naik sebesar 21,26 persen.

"Peningkatan nilai ekspor pada Oktober 2018 tersebut disebabkan oleh kinerja ekspor sektor nonmigas maupun ekspor migas yang sama-sama mengalami kenaikan," kata Kepala BPS Jatim Teguh Pramono di Surabaya, Jumat (16/11).

Teguh menjelaskan, apabila dibandingkan bulan sebelumnya, ekspor komoditas nonmigas Jatim pada Oktober 2018 naik sebesar 24,95 persen. Yaitu dari 1,51 miliar dolar AS, menjadi 1,89 miliar dolar AS. Nilai ekspor nonmigas tersebut menyumbang sebesar 92,18 persen dari total ekspor Jatim pada Oktober 2018.

Hal yang sama terjadi pada komoditas migas yang naik sebesar 28,66 persen dibanding bulan sebelumnya. Yaitu dari 124,56 juta dolar AS, menjadi 160,26 juta dolar AS pada bulan Oktober 2018. Meskipun, komoditas migas hanya menyumbang 7,82 persen dari total ekspor Jawa Timur pada Oktober 2018.

Teguh menjelaskan, jika dikelompokkan berdasarkan golongan barang (HS) 2 digit, maka pada Oktober 2018, golongan Perhiasan/Permata (HS 71) menjadi komoditas ekspor nonmigas utama Jawa Timur. Adapun nilai transaksinya sebesar 453,03 juta dolar AS. Nilai tersebut naik 133,67 persen jika dibandingkan dengan transaksi bulan sebelumnya yang hanya 193,88 juta dolar AS.

"Perhiasan/Permata berkontribusi sebesar 23,99 persen pada total ekspor nonmigas Jawa Timur bulan ini. Golongan komoditas ini paling banyak diekspor ke Swiss dengan nilai sebesar 172,00 juta dolar AS," ujar Teguh.

Teguh melanjutkan, jika dilihat menurut negara tujuan utama ekspor nonmigas, maka Jepang adalah negara tujuan utama ekspor Jawa Timur pada Oktober 2018. Kemudian disusul ke Amerika Serikat dan Tiongkok. Selama Oktober 2018, ekspor nonmigas ke Jepang mencapai 246,42 juta dolar AS. Sedangkan ekspor ke Amerika Serikat dan Tiongkok berturut-turut mencapai 227,93 juta dolar AS dan 189,82 juta dolar AS.

Teguh mengungkapkan, nilai neraca perdagangan Jawa Timur selama Oktober 2018 mengalami defisit sebesar 302,25 juta dolar AS. Hal ini disebabkan karena adanya selisih perdagangan yang negatif pada sektor migas, sehingga secara agregat menjadi defisit. Sektor nonmigas sebenarnya mengalami surplus sebesar 37,01 juta dolar AS. Namun sebaliknya, sektor migas malah mengalami defisit 339,27 juta dolar AS.

"Secara kumulatif selama Januari-Oktober 2018 neraca perdagangan Jawa Timur juga masih tetap defisit sebesar 4,02 miliar dolar AS. yaitu sektor nonmigas mengalami defisit sebesar 1,13 miliar dolar AS dan sektor migas defisit sebesar 2,89 miliar dolar AS," kata Teguh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement