Kamis 15 Nov 2018 18:57 WIB

Satpol PP Halau PKL di Bawah Skybridge Tanah Abang

Petugas akan melakukan penjagaan lebih ketat di bawah skybridge.

Pekerja saat menyelesaikan pembangunan jembatan multiguna atau skybridge di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (7/11).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pekerja saat menyelesaikan pembangunan jembatan multiguna atau skybridge di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (7/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi memastikan pedagang kaki lima dihalau di sepanjang Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) atau skybridge Tanah Abang. Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) akan dikerahkan melakukan penertiban.

"Makanya, kita minta PD Sarana Jaya mempercepat proses pengerjaan. Jika JPM selesai, kita tarik PKL yang di bawah sini ke JPM. Sekarang kita minta PKL tertib tidak berdagang di jalan, kita buka jalan agar arus lalu lintas lancar. Warga sekarang bisa lihat tidak ada lagi PKL di sini," ungkap Irwandi di Jakarta, Kamis (15/11).

Pihaknya juga memastikan kawasan Tanah Abang akan tertib dari para pedagang menyusul adanya laporan warga mengenai kawasan Tanah Abang yang kembali marak PKL. Pemerintahan Kota Administrasi Jakarta Pusat membuka jalan di bawah skybridge khusus untuk lalu lintas angkutan umum dan warga. Keberadaan PKL yang menempati jalan dinilai akibat belum rampungnya JPM Tanah Abang.

Di tempat yang sama, Kepala Satpol PP Jakpus Rahmat Lubis menegaskan, pihaknya dan jajaran telah melakukan tindakan terhadap para PKL yang sebelumnya menempati ruas jalan. Puluhan petugas Satpol PP Jakpus dan Satpol PP Kecamatan Tanah Abang dikerahkan untuk memberikan peringatan pada PKL.

"Kita ajak mereka untuk tidak berdagang di jalan sementara JPM belum selesai. Kita juga akan perkuat personel untuk melakukan penjagaan di lokasi," kata Rahmat.

Skybridge Tanah Abang belum diresmikan akibat fasilitas yang belum tersedia di sekitar jembatan dan Stasiun Tanah Abang. Senior Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 1 Jakarta Edy Kuswoyo menyebut, permintaan pembangunan fasilitas itu berdasarkan jumlah penumpang di Stasiun Tanah Abang yang mencapai 130 ribu penumpang per hari.

Selain itu, tambahnya, stasiun merupakan layanan publik dan selama proses integrasi perlu dipertimbangkan kebutuhan-kebutuhan yang timbul dari konektivitas kedua fungsi tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement