REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wali Kota Padang, Sumatra Barat, Mahyeldi Ansharullah meminta Perum Bulog untuk menambah pasokan beras di pasaran. Permintaan wali kota ini menyusul banyaknya bencana banjir yang melanda sejumlah persawahan di Padang dalam satu bulan terakhir. Data Dinas Pertanian Kota Padang mencatat, sekitar 70 hektare sawah terdampak banjir yang terjadi awal November ini.
"Di mana-mana banjir, sehingga gagal panen. Kami meminta Bulog menambah beras. Kebutuhan kami tak hanya untuk pasar saja, namun suplai untuk rumah-rumah yang terdampak bencana," jelas Mahyeldi, Rabu (14/11) malam.
Mahyeldi memperkirakan kebutuhan beras untuk menahan lonjakan harga di pasaran plus memasok beras bagi korban banjir mencapai 100 ton lebih. Selain Bulog, Pemkot Padang juga meminta Pemprov Sumbar untuk memobilisasi pasokan beras dari kabupaten lain.
Dihubungi terpisah, Perum Bulog Divre Sumatra Barat memang menambah pasokan beras yang digelontorkan dalam operasi pasar. Bila biasanya pasokan beras untuk operasi pasar hanya 20-50 ton dalam satu hari, saat ini Bulog mengalirkan 70-100 ton beras per hari.
Penambahan kuota beras untuk operasi pasar dilakukan karena pasokan dari petani menyusut, menyusul intensitas hujan yang tinggi di wilayah Sumbar dalam satu bulan terakhir.
"Kapasitas untuk operasi pasar kami tingkatkan. Karena kondisinya, permintaan di lapangan meningkat sementara pasokan petani menurun akibat banjir di mana-mana," jelas Kepala Bulog Divre Sumbar Suharto Djabar.
Bulog mencatat, jumlah beras yang digelontorkan dalam operasi pasar selama Oktober saja menyentuh 1.200 ton, sekaligus yang tertinggi sepanjang 2018. Sementara, pada November ini, sampai pekan kedua, operasi pasar oleh Bulog sudah menyalurkan 300 ton beras.