REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mendorong dana desa tidak hanya digunakan untuk membangun infrastruktur, namun juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat desa. Apabila pendaptan masyarakat desa meningkat, maka dapat meminimalisir urbanisasi.
Jusuf Kalla tak menampik bahwa saat ini urbanisasi semakin meningkat. Jumlah penduduk desa yang makin berkurang, karena pertumbuhan dan perluasan industri. "Karena begitu timbul industri-industri tentu di sekitar kota, karena hampir semua industri itu berada di sekitar kota, karena fasilitasnya dan sebagainya, tapi sekarang juga mulai berobah ke daerah, maka akan timbul dibutuhkan tingkat buruh yang baik," ujarnya di Hotel Sultan, Rabu (14/11).
Dengan upah minimum regional saat ini pendapatan buruh lebih besar ketimbang pendapatan petani. Adapun upah minimum regional di sekitar Jakarta, Bekasi, dan Tangerang mencapai Rp 4 juta per bulan.
Sementara, petani dengan lahan yang hanya 0,3 hektare dan dikerjakan oleh 3 orang keluarga menghasilkan pendapatan sekitar Rp 15 juta per tahun. Artinya pendapatan sebagai petani yakni dibawah Rp 1 juta per bulan. Oleh karena itu, secara otomatis penduduk desa banyak yang melakukan urbanisasi ke perkotaan.
"Selama pendapatan masyarakat itu lebih rendah dibanding daripada UMR, maka akan terjadi urbanisasi sehingga desa sepi," kata Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla mengatakan, banyak desa yang mengalami kekurangan tenaga kerja misalnya saja Jepang. Di Indonesia masih banyak anak-anak muda yang tinggal di desa, namun menurut Jusuf Kalla dalam beberapa tahun ke depan masyarakat desa akan didominasi oleh orang tua.
"Pada waktunya nanti umur petani kita makin lama akan makin tinggi secara rata-rata, sekarang umur petani rata-ratanya 40 tahun, beberapa tahun yang lalu 35 tahun," ujar Jusuf Kalla.
Peningkatan kesejahteraan, dan produktivitas masyarakat desa harus menjadi perhatian pemerintah. Jusuf Kalla mendorong agar desa harus lebih maju dan lebih menarik bagi anak-anak muda, sehingga tidak terjadi urbanisasi yang berlebihan.
Oleh karena itu, Jusuf Kalla mendorong agar dana desa digunakan untuk pembangunan pertanian yang bernilai tinggi dan tidak hanya mengandalkan padi. Selain itu, dana desa diharapkan dapat digunakan untuk membeli bibit unggul untuk komoditas yang bernilai tinggi misalnya kopi, cokelat, buah-buahan, dan hortikultura.
"Jangan hanya mengandalkan padi, penting untuk menjaga suatu swasembada, sangat penting sekali, tapi kita juga penting untuk menjaga pendapatan masyarakat agar mereka tidak meninggalkan pedesaan menuju perkotaan," kata Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla menilai pembangunan desa sangat penting untuk menjaga keseimbangan. Artinya program pembangunan desa akan seimbang dengan penghasilan masyarakatnya. Jusuf Kalla mengatakan, apabila terlalu banyak masyarakat desa yang melakukan urbanisasi maka di perkotaan akan timbul masalah pengangguran dan kriminalitas. Oleh karena itu, dana desa yang selalu meningkat tiap tahun diharapkan dapat menciptakan keseimbangan antara kota dan desa.
"Jadi menjaga keseimbangan antara kota dan desa, karena itu lah maka dana desa itu dikucurkan tiap tahun akan bertambah, sehingga akan terjadi suatu kemakmuran yang merata di republik ini," ujar Jusuf Kalla.