Selasa 13 Nov 2018 18:30 WIB

Pemerintah Saudi Sayangkan Pembakaran Bendera Tauhid

Dubes Arab Saudi menyatakan kalimat tauhid memiliki arti penting bagi umat Islam.

Rep: novita intan/ Red: Muhammad Subarkah
Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Al-Shuaibi (kiri) didampingi Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Anwar Abbas (kanan) menyapa wartawan seusai menggelar jumpa pers di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Selasa (13/11/2018).
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Al-Shuaibi (kiri) didampingi Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Anwar Abbas (kanan) menyapa wartawan seusai menggelar jumpa pers di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Selasa (13/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Duta Besar (Dubes) Arab Saudi untuk Indonesia, Osama Muhammad Abdullah Al Shuhaibi, menyayangkan pembakaran bendera berkalimatkan tauhid yang terjadi di Indonesia. Menurutnya, kalimat berisi La Illaha Illahi memiliki arti penting bagi umat Islam.

“Yang paling penting, yang kita sayangkan itu adalah pembakaran kalimat tauhid. Bendera yang ada tulisan kalimat La Illaha Illahi tentu kalimat itu memiliki arti penting bagi umat Islam,” ujarnya saat kunjungan siaturahim pemerintah Saudi Arabia ke PP Muhammadiyah di Menteng, Jakarta, Selasa sore (13/11).

Menurutnya, apabila seseorang memajang bendera berkalimatkan tauhid

maka bukanlah bentuk tindakan kriminal. “Apakah kemudian jika ada seseorang yg menempelkan bendera di tembok rumah ada yang menaruh bendera Anda dianggap kriminal? Tidak kan?” ucapnya.

Sebelumnya, beberapa oknum Barisan Ansor Serbaguna (Banser) NU melakukan pembakaran bendera saat perayaan Hari Santri Nasional di Alun-Alun Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, pada Senin (22/10) pagi. Dalam video kejadian tersebut yang beredar di internet, beberapa orang dengan seragam Banser NU tampak membakar bendera hitam bertuliskan Laa Ilaha Illallah Muhammadar-Rasulullah dalam kaligrafi Arab.

Kepolisian menyimpulkan, pembakaran dilakukan secara spontan karena anggota Banser NU menilai bendera yang dibawa salah seorang peserta itu merupakan bendera ormas Hizbut Tahrir Indonesia yang telah dibubarkan pemerintah. Sejauh ini, kepolisian telah memeriksa tiga saksi pembakar dan satu saksi pembawa bendera yang di tangkap di Bandung, kemarin. Kepolisian juga masih memburu pengunggah video insiden itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement