Selasa 13 Nov 2018 16:27 WIB

Nasib Jutaan Dolar Dana Saudi di Perguruan Tinggi AS

Sejumlah perguruan tinggi termuka AS mempertimbangkan hubungan dengan Saudi.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman
Foto:
Jamal Khashoggi

Pada 2016, universitas itu mengatakan telah memberikan 100 dari 800 kursi sekolah musim panas di Harvard untuk pelajar Saudi. Pada 2005, Pangeran Alwaleed bin Talal dari Saudi Arabia juga menyumbangkan dana 20 juta dolar AS untuk program studi Islam di universitas itu.

Universitas Massachusetts ketiga, Babson College, juga tengah mempertimbangkan kembali hubungannya dengan kerajaan. Babson College memiliki perjanjian dengan Pemerintah Saudi untuk membantu mendirikan Prince Mohammed bin Salman College of Business and Entrepreneurship, sebuah lembaga Saudi.

Menurut dokumen keuangan, dalam kesepakatan itu Babson akan menerima 52 juta dolar AS selama periode 10 tahun yang dimulai pada 2014.

Di Illinois, Northwestern University juga akan mempertimbangkan kembali hubungannya dengan kerajaan. Meski demikian universitas itu mengatakan sebagian besar dana yang diterima dari Arab Saudi merupakan hibah untuk penelitian sains. Northwestern telah menerima lebih dari 14 juta dolar AS dari Arab Saudi dalam beberapa tahun terakhir.

Pekan lalu, dewan editorial Harvard Crimson menuntut agar universitas melakukan transparansi terkait hubungannya dengan Saudi, serta mempertimbangkannya kembali.

"Dengan mengaitkan diri dengan rezim Saudi, Harvard - salah satu universitas terbaik di dunia - menjalankan risiko melegitimasi sifat otoriter rezim dan kebijakan brutal yang dilakukan di luar negeri," tulis mereka.

Dalam kunjungannya ke MIT, Pangeran MBS didampingi oleh Maher Abdulaziz Mutreb, mantan diplomat Saudi yang dituduh melakukan pembunuhan terhadap Khashoggi. Dalam sebuah foto yang menunjukkan Pangeran MBS sedang berjabat tangan dengan presiden MIT, Mutreb dapat terlihat di latar belakangnya.

Tetapi, mengakhiri hubungan keuangan dinilai akan sulit. Liz Reisberg, konsultan pendidikan di Pusat Pendidikan Tinggi Internasional di Boston College, mengatakan meskipun terganggu dengan pembunuhan Khashoggi, memutus hubungan dengan Saudi tidaklah mudah.

“Saya pikir penting bagi MIT dan Harvard untuk mengundang fakultas agar terlibat dalam percakapan tentang hubungan dengan Saudi. Tetapi jika Anda mulai mempertimbangkan kembali hubungan Anda dengan Saudi, apakah Anda akan mempertimbangkan untuk menjalin hubungan dengan Cina? Rusia? Turki? Israel?" kata dia.

Bagi banyak universitas di Amerika, memutuskan hubungan dengan Arab Saudi berarti mahasiswa Saudi dengan beasiswa yang didanai pemerintah akan berhenti datang.

Penyelidikan kasus pembunuhan Khashoggi hingga kini masih berlangsung. Turki meminta Saudi mengungkap sebenar-benarnya dalang pembunuh kolomnis Washington Post tersebut. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut rekaman pembunuhan Khashoggi mengerikan.

 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement