Selasa 13 Nov 2018 09:41 WIB

Semen Masih Langka di Palu

Permintaan meningkat dan pasokan belum tiba.

Warga terdampak likuefaksi beraktivitas di Hunian Sementara (Huntara) yang diberi nama Kampung Gusdurian di Desa Sidera, Sigi, Sulawesi Tengah.
Foto: Antara/Basri Marzuki
Warga terdampak likuefaksi beraktivitas di Hunian Sementara (Huntara) yang diberi nama Kampung Gusdurian di Desa Sidera, Sigi, Sulawesi Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Ketersediaan semen di pasaran Kota Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah setelah bencana gempa bumi dan tsunami masih langka sampai saat ini. Pantauan Antara, beberapa toko yang menjual berbagai bahan bangunan di Kota Palu sudah tidak memiliki persediaan semen.

"Kalau semen, semua jenis, yakni Tonasa, Tiga Roda, dan Besowa kosong," kata Marni, salah seorang karyawan salah satu toko bangunan di bilangan Jalan Monginsidi, Kecamatan Palu Selatan, Selasa (12/11).

Ia mengaku sudah hampir sepekan ini, semen kosong karena belum mendapat pasokan. Tetapi, kata dia, untuk bahan bangunan lain seperti seng dan tripleks, stok masih cukup aman.

"Tetapi harganya juga sudah naik," kata dia.

Hal senada juga disampaikan Rudi, seorang penjual bahan bangunan di Jalan Towua. Pedagang itu juga mengaku tidak lagi memiliki stok semen di gudang karena sudah habis terjual.

Menurut informasi, sekarang sedang dalam perjalanan kapal pengangkut semen dari Makassar ke Kota Palu. "Ya mudah-mudahan saja pasokan secepatnya tiba dan semen bisa di pasaran kembali tersedia mengingat banyak yang membutuhkannya," katanya.

Dia mengaku pascabencana alam, permintaan akan berbagai jenis bahan bangunan di Palu meningkat drastis. Masyarakat membutuhkan banyak bahan bangunan untuk kebutuhan pembangunan kembali rumah yang rusak.

Apalagi, kata dia, pemerintah  dan sejumlah pihak peduli bencana alam di Sulteng saat ini sedang gencar membangun hunian sementara (huntara) bagi para korban bencana gempabumi dan tsunami di Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi. Dan beberapa jenis bahan bangunan termasuk semen banyak dibutuhkan.

"Wajar jika semen di pasaran sampai langka, sebab permintaan meningkat dan pasokan belum tiba," kata Rudi.

Harga semen di pasaran terakhir dijual Rp 65 ribu per sak, seng gelombang Rp 43.900 per lembar, dan tripleks Rp 53 ribu per lembar. Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulteng, Zainuddin Hak membenarkan semen di pasaran sudah beberapa hari ini kosong.

Kelangkaan bahan bangunan itu dikarenakan permintaan meningkat dan pasokan belum tiba. Dia juga mengatakan terjadi kenaikan harga pada semua jenis bahan bangunan dipicu karena permntaan meningkat dan stok terbatas.

Namun, kata dia, kenaikan masih dalam batas kewajaran. Dia berharap dalam waktu dekat ini, sudah mendapatkan pasokan semen sehingga bahan bangunan tersebut kembali tersedia dalam jumlah memadai di toko-toko pengecer.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement