Ahad 11 Nov 2018 22:59 WIB

Awal Musim Hujan di DIY Ditandai Kejadian Pohon Tumbang

Sejumlah kejadian pohon tumbang terjadi di kabupaten-kabupaten maupun kota di DIY.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andri Saubani
[ilustrasi] Kondisi satu rumah yang tertimpa pohon tumbang di Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
[ilustrasi] Kondisi satu rumah yang tertimpa pohon tumbang di Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Hujan intensitas ringan sampai tinggi mulai terjadi di sekitaran Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Akibatnya, sejumlah kejadian pohon tumbang terjadi di kabupaten-kabupaten maupun kota.

Setidaknya satu pekan terakhir hujan mulai terjadi cukup rutin di sekitaran DIY. Bahkan, beberapa hari terakhir, hujan bisa terjadi beberapa kali dalam satu hari.

Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Agus Sudaryatno mengungkapkan, potensi hujan lebat diprakirakan masih akan ada sampai 14 November 2018.

Hal itu dikarenakan adanya aktivitas aliran massa udara basah fenomena Madden Julian Oscilation (MJO) dari Samudera Hindia sebelah barat Sumatra menuju ke Indonesia, utamanya Jawa. Semua itu menyebabkan kondisi atmosfer wilayah itu sangat basah, dan adanya konvergensi atau pertemuan dan perlambatan kecepatan angin di Jawa dapat memicu pertumbuhan awan konvektif.

"Yang berpotensi terjadi hujan intensitas lebat disertai petir atau kilat dan angin kencang di beberapa wilayah DIY," kata Agus.

Mulai dari Kecamatan Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo, Kokap dan Kecamatan Nanggulan di Kabupaten Kulonprogo. Kecamatan Turi, Cangkringan, Pakem, Tempel, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Seyegan dan Kecamatan Minggir di Kabupaten Sleman. Kecamatan Semin, Ngawen, Gedangsari, Patuk, Girisubo, Tepus, Tanjungsari, Saptosari dan Kecamatan Pinggang di Kabupaten Gunungkidul. Kecamatan Kretek, Pundong, Imogiri dan Kecamatan Dlingo di Kabupaten Bantul.

Untuk Kota Yogyakarta, potensi hujan lebat bahkan diprakirakan terjadi hampir di semua wilayah. Dengan adanya situasi potensi cuaca ekstrem tersebut, BMKG Yogyakarta telah mengeluarkan beberapa imbauan kepada masyarakat.

Masyarakat diminta mewaspadai potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat. Utamanya, di daerah-daerah rawan banjir dan longsor.

Selain itu, masyarakat diminta waspada terhadpa kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang atau roboh. Serta, tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat atau petir.

"Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini BMKG DIY membuka layanan informasi cuaca 24 jam melalui call center dan follow @StaklimJogja," ujar Agus.

Pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, hujan yang terjadi biasanya berlangsung siang sampai sore. Beberapa hari terakhir, untuk Kota Yogyakarta terdapat enam titik pohon tumbang.

Pohon tumbang di halaman parkir Empire XXI menimpa empat mobil, dan di Kebun Binatang Gembira Loka menimpa tiga motor. Kejadian di Jl Ganesha VII menimpa jaringan listrik dan telepon, mengakibatkan travo listrik meledak. Sedangkan, kejadian di Jl Ganesha II pohon menimpa kabel PLN, sempat menutup akses jalan. Kejadian di Jl Perintis cepat tertangani, dan di Jl Terate yang mengenai jaringan listrik mengenai teras rumah warga.

Empat titik kejadian pohon tumbang terjadi di Kabupaten Sleman. Mulai dari Jl Nglengis, Jl Garongan dan dua kejadian di Jl Jetis. Kejadian di Jl Jetis RW 32 merupakan akibat dari amblesnya bronjong atau gabion.

Panjang bronjong atau gabion yang ambles sekitar enam meter, yang sejauh ini masih dipasangi terpal. Ambles itu terjadi akibat arus deras air Sungai Bedog dan buangan air hujan lingkungan.

Selain itu, kejadian pohon tumbang terjadi di Kabupaten Gunungkidul, tepatnya terjadi di Jl Yogya-Wonosari atau sebelah RS Nurohmah. Pohon tumbang bahkan menimpa seorang pengguna jalan tapi sudah mendapat penanganan di RS Nurohmah.

Untuk Kabupaten Sleman, Bupati Sleman, Sri Purnomo menuturkan, Pemkab telah mendorong dinas-dinas terkait untuk berkeliling. Tujuannya, melakukan pengecekan sesegera mungkin pohon-pohon yang berpotensi rumbang.

Mulai dari Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman, Dinas Lingkungan Hidup sampai Dinas Pertanahan dan Tata Ruang. Imbauan diberikan pula kepada masyarakat mengurangi cabang-cabang pohon sekitar yang rindang.

"Sejak musim pancaroba sudah kita minta masyarakat hati-hati," kata Sri.

Untuk drainase, beberapa sudah dikerjakan penyedia jasa. Namun, untuk yang berada di daerah-daerah perkampungan, Sri meminta masyarakat gotong royong melakukan pembenahan kepada drainase-drainase yang ada.

Imbauan serupa telah pula dikeluarkan BMKG dan BPBD DIY kepada masyarakat untuk memangkas dahan-dahan pohon yang sudah rimbun. Serta, melakukan peremajaan pohon tua berakar dangkal dan memastikan saluran pembuangan air lancar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement