Ahad 11 Nov 2018 00:19 WIB

Dubes Lima Negara Terharu Lihat Warga Lombok

Mereka terharu melihat warga Lombok yang tetap kuat menerima musibah

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah dubes berkunjung ke kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (10/11).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Sejumlah dubes berkunjung ke kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (10/11).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH -- Direktorat Jenderal Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengajak lima duta besar (dubes) dari Austria, Vietnam, Azerbaijan, Thailand, dan Serbia, serta belasan wakil dubes dan perwakilan kedutaan besar (kedubes) asing di Indonesia berkunjung ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka berada di Lombok selama tiga hari sejak Jumat (9/11) hingga Ahad (11/11).

Pada Jumat (9/11), para diplomat tersebut menyalurkan bantuan senilai Rp 450 juta untuk pembangunan kembali masjid yang rusak akibat gempa di Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara dan menghadiri makan malam bersama Gubernur NTB Zulkieflimansyah di pendopo Gubernur NTB di Mataram.

"Mereka terharu melihat warga Lombok yang tetap kuat menerima musibah dan mulai kembali memperbaiki kehidupan lagi," ujar Direktur Diplomasi Publik, Kemenlu, Aziz Nurwahyudi saat mendampingi para diplomat ke KEK Mandalika, Lombok Tengah, Sabtu (10/11).

Sabtu (10/11) pagi, para diplomat diajak berkunjung ke Gili Trawangan, Lombok Utara.  Aziz mengatakan, Gili Trawangan sudah kembali pulih dan mulai ramai didatangi kembali turis-turis dari berbagai dunia.

"Kita bisa melihat sudah mulai berdatangan turis dan mereka merasa aman di situ, fasilitas juga berjalan, dan turis bisa berenang, snorkeling, dan menikmati gili lagi," ucapnya.

Lima dubes yang datang ke Lombok ialah Dubes Austria, Dubes Serbia, Dubes Vietnam, Dubes Azerbaijan, dan Dubes Thailand. Aziz menjelaskan, kehadiran lima dubes tersebut bukan tanpa alasan. Menurutnya, pasar wisatawan dari negara-negara tersebut belum begitu maksimal digarap Indonesia, dan juga Lombok. Berbeda dengan Australia yang sudah mengikuti perkembangan tentang kondisi Lombok sejak gempa hingga kini.

"Kalau Australia pasar tradisional sudah tahu perkembangan kita, nah kita harus masuk ke pasar nontradisional, pasar Eropa tengah dan Eropa timur," kata dia.

Aziz menilai, hal ini menjadi strategi yang efektif guna meraih pasar turis dari Eropa tengah dan Eropa timur dengan menghadirkan dubesnya langsung ke Lombok dengan harapan memberikan promosi wisata Lombok ke negaranya.

"Apa yang mereka cari itu yang kita jual, kalau kota tua, kota mereka lebih tua, tetapi Austria kamu kasih pantai itu duta besarnya tadi langsung berenang, ini strategi yang bagus untuk promosikan Lombok ke Eropa tengah dan Eropa timur," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement