Sabtu 10 Nov 2018 17:16 WIB

Jokowi Ingin Menang Besar di Jabar

Jokowi pun menitipkan pada semua timnya harus seperti lari marathon.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Budi Raharjo
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menggunakan kostum pejuang didampingi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kedua kanan) melambaikan tangan saat hadir pada acara Bandung Lautan Sepeda dalam rangka Hari Pahlawan, di kawasan Gasibu, Kota Bandung, Sabtu (10/11).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menggunakan kostum pejuang didampingi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kedua kanan) melambaikan tangan saat hadir pada acara Bandung Lautan Sepeda dalam rangka Hari Pahlawan, di kawasan Gasibu, Kota Bandung, Sabtu (10/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara pertemuan caleg partai koalisi pendukung Jokowi di Hotel Asrillia, Sabtu (10/11). Menurut Jokowi yang kembali mencalonkan diri sebagai Presiden, setelah ia hitung dan berdasarkan feeling di Jabar sekarang dirinya sudah menang. Tapi, menangnya tipis sekali.

"Kami ingin menangnya di Jabar menang banyak. Sekarang menangnya masih tipis sekali lagi ingin menang tebal. Kalau door to door inginnya menang tebal," ujar Jokowi pada ribuan caleg dari partai koalisi yang hadir.

Jokowi mengatakan, ia berharap angka pastinya perolehan suaranya di Jabar bisa terlihat di Desember atau Januari. "Saya ucapkan terima kasih pada Tim TKD yang telah bekerja. Bersatu semua partai dan relawan. Insya Allah kita akan menang dan jadi nomor 1," katanya.

Menurut Jokowi, petahana pasti dicari kekurangannya. Oleh karena itu timnya harus pandai-pandai menjelaskan ke masyarakat tentang kondisi sebenarnya. Timnya, harus cepat tanggap terhadap setiap isu dan fitnah. "Di Jabar akhir-akhir ini hoaks dan fitnah mulai menanjak tajam. Jadi harus di konter dengan baik," katanya.

Jokowi pun menitipkan pada semua timnya harus seperti lari marathon. Jadi, jangan larinya kenceng di awal tapi di akhir ga ada nafas. "Jadi di depan kenceng dan diakhir lebih kenceng lagi ritme harus diatur," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement