REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, Jembatan Tumbang Samba ditargetkan selesai pemba ngunannya pada November 2019. Namun diupayakan selesai lebih cepat dengan perakitan struktur pelengkung di PT Wika Beton.
“Januari 2019 ditargetkan dilakukan pengiriman jembatan ke lokasi. Untuk erection atau pemasangan, waktu yang diperlukan 4 bulan,” kata Basuki saat meninjau Pabrik PT Wika Beton yang berlokasi di Karangmukti, Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat.
Di pabrik tersebut, Basuki mengecek progres pengerjaan struktur pelengkung baja yang menjadi bagian konstruksi Jembatan Tumbang Samba. Biaya pembangunan Jembatan Tumbang Samba senilai Rp285 miliar dengan kontrak tahun jamak yang dikerjakan kontraktor PT Wijaya Karya Persero TBK- DSU 3. Panjang jembatan 843 meter di mana 108 meter merupakan struktur pelengkung baja.
Pekerjaan pelengkung baja Jembatan Tumbang Samba melalui proses pelapisan zinc, dengan metode hot dip galvanized, yang berfungsi sebagai lapisan antikorosif.
Jembatan Tumbang Samba menghubungkan Desa Telok dan Desa Samba Danum, di Kecamatan Katingan Tengah, Provinsi Kalimantan Tengah. Kehadiran jembatan menjadi elemen krusial bagi kelancaran konektivitas di Lintas Tengah Kalimantan.
“Semakin terhubungnya lintas tengah Kalimantan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan karena di sekitarnya terdapat perkebunan seperti sawit, karet dan pertambangan. Jadi akan mempercepat transportasi logistik,” ujar Basuki.
Peningkatan konektivitas di Pulau Kalimantan terus dilakukan Kementerian PUPR dengan fokus pada tiga ruas jalan nasional yakni lintas selatan dengan panjang 1.900 km, lintas tengah 1.100 km dan perbatasan sepanjang 1.900 km.