Kamis 08 Nov 2018 00:53 WIB

Ungkapan Hati Seorang Nenek saat Cucunya Teridentifikasi

Satu keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan dua anak menjadi korban pesawat jatuh.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Friska Yolanda
Petugas mengecek puing pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (7/11).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Petugas mengecek puing pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (7/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bersyukur, jadi satu-satunya kata yang bisa diungkapkan oleh seorang nenek bernama Idariana (48 tahun) ketika dua cucunya Rafika Wijaya (4) dan Rafiza Wijaya (1), telah berhasil diidentifikasi. Ida merasa cukup lega setelah anaknya Risti Amelia (28) dan menantunya Daniel Suharja Wiyaja (30) sudah teridentifikasi, ditambah dua cucunya.

“Alhamdulillah, ada bahagia ada sedih, anakku sudah dimakamkan kemarin, dan menunggu dua cucuku ini dijejerkan dimakamkannya. Terima kasih kepada besan kami telah mengizinkan dua cucu kami dimakamkan di Bangka Belitung,” ujar Ida saat ditemui di RS Polri Kramat Djati, Jakarta Timur, Rabu (7/11).

Ia mencoba tegar menghadapi kepergian satu keluarga kecil itu, dan mengatakan tidak sampai meraung-raung meminta anaknya dikeluarkan dari dasar laut. Ia juga memahami kondisi Tim Basarnas yang kesulitan dalam mengevakuasi jenazah di dasar lautan yang luas.

“Rasa kehilangan ini, tapi kuterima. Aku ikhlas, laut luas. Aku di sini tidak pernah menuntut cepat ketemu anakku itu. Orang di sini cepatlah, aku tidak pernah menuntut. Di laut sabarlah (tim) cari mayat laut segitu dalam, sampai ada korban dari tim penyelam,” kata Ida lagi menahan air matanya.

Ida menunjukkan dua foto cucunya yang berkali-kali ia sebut ‘molek-molek cucuku ini, anakku juga molek’. Ia terlihat sudah nampak tegar menghadapi kepergian anak, menantu, dan dua cucunya itu, kini ia hanya mendoakan agar keluarga kecil itu diterima di sisi Allah swt.

Selain mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya kepada seluruh pihak terkait, ia juga meminta agar dalam mengklaim hak para korban, khususnya maskapai Lion Air, agar tidak mempersulit. Salah satunya, pihak Lion Air meminta akta kelahiran dari suaminya padahal suaminya lahir di dukun beranak dan tidak punya akta kelahiran.

“Kalau santunan, kami diberi untuk pemakaman. Kalau urus asuransi yang besar, kami belum sempat. Maksudku dari pihak Lion Air jangan aneh-aneh. Minta akta, waktu zaman kami lahir itu di dukun. Surat lahir aja tidak ada. Maksudnya jangan minta aneh. Kami orang kampung, tidak sekolah, capek rohani, jasmani, dan pikiran, jantungku pun capek. Jangan dipersulit,” jelas Ida.

Namun ia berterima kasih pada Bupati Bangka Barat dan Gubernur Bangka Belitung yang membuat dirinya tidak perlu mondar-mandir kesana kemari untuk mengurus segala dokumen, yang menurut dia cukup ribet dan berbelit.

Sebelumnya dilaporkan satu keluarga yang menjadi korban dalam pesawat jatuh Lion Air dengan nomor penerbangan JT610 rute Jakarta-Pangkalpinang, telah berhasil teridentifikasi oleh Tim DVI RS Polri. Satu keluarga tersebut terdiri atas ayah ibu dan dua balita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement