Rabu 07 Nov 2018 17:45 WIB

KNKT Temukan Perbedaan di Indikator Penunjuk Sikap JT 610

KNKT terus menggali keterangan terkait jatuhnya pesawat Boeing 737 Max 8 itu.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Muhammad Hafil
Konferensi Pers di Kantor KNKT, Jakarta Pusat, Rabu (7/11).
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Konferensi Pers di Kantor KNKT, Jakarta Pusat, Rabu (7/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menemukan adanya perbedaan antara dua indikator penunjuk sikap atau Angle of Attack (AOA). Perbedaan penunjuk sudut elevasi sikap pesawat itu berkaitan dengan kerusakan penunjuk kecepatan yang ditemukan dalam empat penerbangan sebelumnya.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menjelaskan, Flight Data Recorder (FDR) menunjukkan kerusakan penunjuk kecepatan pada empat penerbangan terakhir. Pada penerbangan Bali ke Jakarta, tercatat adanya perbedaan di indikator AOA.

"AOA adalah indikator penunjuk sikap (attitude) pesawat terhadap arah aliran udara. Perbedaan AOA ini masih terkait dengan kerusakan pada penunjuk kecepatan," kata Soerjanto di KNKT, Jakarta Pusat, Rabu (7/11).

Perbedaan catatan AOA sensor ini pun akan membuat penunjuk kecepatan menjadi berbeda. Soerjanto mengatakan, KNKT mendapati fakta bahwa AOA telah diganti di Bali pada 28 Oktober setelah pilot melaporkan adanya kerusakan penunjuk kecepatan.

Pada penerbangan dari Bali ke Jakarta, jelas Soerjanto, muncul perbedaan penunjukan AOA, dengan perbedaan 20° pada AOA kiri. Pilot pun melakukan beberapa prosedur dan akhirnya dapat mengatasi masalah dan pesawat mendarat di Jakarta. KNKT menyatakan, hingga kini pihaknya pun belum mengetahui alasan rinci penggantian itu.

Dalam kasus jatuhnya pesawat ini, yang dilakukan oleh pilot di penerbangan Bali menuju Jakarta pada 28 Oktober 2018 itu tidak berhasil dilakukan oleh pilot JT 610, Jakarta-Pangkal Pinang. Sehingga, KNKT akan memberikan rekomendasi dan meminta data pada Boeing selaku pabrik terkait bagaimana prosedur sebenarnya jika mendapati permasalahan perbedaan AOA itu.

"Keberhasilan pilot menerbangkan pesawat yang mengalami kerusakan ini menjadi dasar KNKT memberikan rekomendasi kepada Boeing untuk disampaikan kepada airline di seluruh dunia jika menghadapi situasi yang sama," kata Soerjanto.

KNKT menyatakan, akan terus menggali keterangan terkait jatuhnya pesawat berjenis Boeing 737 Max 8 itu. KNKT mengumpulkan dan mengkaji catatan perawatan pesawat, prosedur perawatan pesawat, catatan pelatihan awak pesawat, dan teknisi serta prosedur terbang bagi pilot.

"Pencarian CVR untuk mengetahui tindakan yang dilakukan dan koordinasi antarpilot juga terus diupayakan," kata Soerjanto menambahkan.

Seperti diketahui, pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 dilaporkan hilang kontak pada pukul 06.33 WIB atau sekitar 13 menit usai lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Senin (29/10). Pesawat itu tidak pernah sampai di Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Bangka Belitung, usai dipastikan jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat. Saat kecelakaan, pesawat itu mengangkut 189 orang, terdiri atas 178 penumpang dewasa, satu anak, dua bayi, serta delapan awak kabin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement