Rabu 07 Nov 2018 17:28 WIB

Saling Klaim Suara PBB dan Sikap Kader di Daerah

PBB belum menentukan arah dukungan meski Yusril menjadi pengacara Jokowi-Ma'ruf.

Rep: Ali Mansur, Sapto Andika Candra/ Red: Muhammad Hafil
Yusril Ihza Mahendra
Foto: Republika
Yusril Ihza Mahendra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra telah menerima tawaran Koalisi Indonesia Kerja (KIK) sebagai pengacara pasangan calon Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, tapi sikap partai belum ditentukannya. Sehingga hal ini membuat kedua kubu kontestan saling mengklaim suara PBB di pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang.

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding mengklaim sebagian besar kader PBB juga akan memilih pasangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019 nanti. Dia mengakui pihaknya telah merekrut Yusril secara personal sebagai pengacara profesional bukan sebagai ketua partai.

"Tapi karena yang bersangkutan merupakan tokoh sentral di PBB maka akan berpengaruh ke bawahnya. Jadi sebagian besar kadernya diperkirakan akan mengikuti jejak tokohnya. Karena dalam politik, ada faktor ketokohan yang kuat," tegas Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), saat dihubungi melalui pesan singkat, Rabu (7/11).

Sementara itu, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade mengklaim kader dan pendukung PBB bakal memilih pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019. Nizar beralasan, sosok petinggi PBB, MS Kaban sudah menegaskan dukungan ke Prabowo-Sandi.

"PBB akan memilih Pak Prabowo dan Bang Sandi. Mereka juga selalu ikut ijtima ulama jadi saya tidak khawatir. Apapun keputusan Yusril itu tidak ada dampak elektoral yang signifikan," tutur Andre, saat dihubungi melalui pesan singkat, Rabu (7/11).

Lanjut Andre, pihaknya tidak terkejut ketika mendengar kabar bahwa Yusril menetima pinangan KIK.Sebab, sudah sejak awal Yusril tidak pernah menyatakan dukungan kepada pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.

"Kami tidak kaget atau terkejut dengan kabar ini. Karena memang,  dari awal Pak Yusril itu tidak pernah menyatakan mendukung Pak Prabowo dan Bang Sandi. Jadi tidak ada pengaruh apa-apa bagi kami," tuturnya.

Sementara, Bendahara Umum Partai Bulan Bintang, Aris Muhammaf mengatakan, belum ada komando dari Yusril untuk menentukan arah dukungan sebelum ditetapkan pada musyawarah kerja nasional (Mukernas) pada awal Desember mendatang.

"Belum ada arahan, beliau (Yusril) akan menyerahkan hasil penetapan (dukungan) pada Mukernas," kata dia kepada Republika, Senin (5/11) malam.

(Baca: BPN Akui Kaget Yusril Jadi Pengacara Jokowi)

Dalam Mukernas tersebut, lanjut Aris, PBB akan menggelar koordinasi rutin partai yang berhubungan dengan pemilihan legislatif secara nasional. "Bisa saja berkembang pada hal-hal yang berkaitan dengan Pilpres untuk menentukan dukungan," ujarnya.

Aris mengatakan, keputusan Yusril untuk menjadi pengacara Jokowi-Ma'ruf masih sebatas pernyataan lisan setelah berbincang-bincang dengan ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Erick Thohir sepekan lalu.

"Iya baru ngobrol-ngobrol dengan pak Erick Thohir," ucap dia.

Ia berkata, Yusril diminta pihak Jokowi-Ma'ruf untuk jadi pengacaranya membawa nama pribadi sebagai seorang advokat. Di sini pak YIM (Yusril Ihza Mahendra) bertindak atas nama pribadi bukan atas nama PBB," ungkapnya.

Suara kader di daerah

Lalu, bagaimana dengan suara kader PKB di bawah? Caleg DPR dari PBB asal Sumatra Barat Irfianda Abidin menyebutkan keputusan ketua umum Yusril Ihza Mahendra sebagai pengacara Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin tak memengaruhi dukungannya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Ia dan kader lainnya masih istiqamah pada ijtima' ulama, yakni mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Meski YIM menerima pinangan jadi lawyer Jokowi - Makruf Amin, kami barisan kader dan umat tetap mendukung Prabowo-Sandi," kata Buya Irfianda, Selasa (6/11).

Irfianda yang juga menjabat sebagai ketua Majelis Tinggi Kerapatan Adat Alam Minangkabau (MTKAAM) itu menyebutkan, kader PBB Sumbar sejak awal sudah berkomitmen untuk mendukung Prabowo-Sandi. "Kami (caleg), umat, dan masyarakat Minangkabau baik yang di kampung maupun di rantau tetap solid dukung Prabowo-Sandi," katanya.

Irfianda yakin keputusan Yusril murni dilatari alasan perseorangan tanpa membawa-bawa nama PBB. Namun jika nantinya ditemui indikasi Yusril menyeret PBB untuk mendukung Jokowi, Irfianda mengancam untuk meminta ketua umum PBB itu mundur dari jabatannya. 

"Tanggal 23 nanti ada Mukernas PBB seluruh Indonesia. Kami akan sampaikan ini. Jika mengarah juga (membawa dukungan partai), kami minta Munaslub untuk mengganti Ketum," katanya.

Sebelumnya, pengukuhan Yusril sebagai pengacara Jokowi-Ma'ruf berawal saat pertemuan dirinya dengan Ketua TKN KIK Erick Thohir di Hotel Mulia, Jakarta, belum lama ini. Saat itu, Erick menanyakan kepastian dari Yusril untuk menjadi kuasa hukum paslon 01. Yusril kemudian menyetujui tawaran tersebut Yusril beralasan, keberpihakannya dirinya itu sebenarnya adalah pada hukum dan keadilan.

Sehingga, kata Yusril, apbila ada hak-hak Jokowi dan Ma’ruf yang dilanggar, dihujat, dicaci dan difitnah, dirinya tentu akan melakukan pembelaan dan menunjukkan fakta-fakta yang sesungguhnya atau sebaliknya, agar segala sesuatunya dapat diletakkan pada proporsi yang sebenarnya. 

Baca juga: Kesan HTI Terhadap Yusril: Beda dengan Pengacara Lainnya

Baca juga: Kerisauan PDIP Terhadap Yusril yang Masih Pengacara HTI

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement