REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar melepas jenazah Kasubdit Inventarisasi Hutan pada Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan, Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK Ubaidillah Salabi di Manggala Wanabhakti, Jakarta, Rabu (7/11). Ia merupakan korban pesawat jatuh Lion Air dengan nomor registrasi PK-LQP dalam penerbangan JT610, Senin (29/10).
Pada momen ini juga hadir jajaran pejabat, staf, dan karyawan Kementerian LHK. "Innalillahi wainna illaihi rajiun. Perkenankan saya atas nama pribadi dan keluarga besar Kementerian LHK menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas bencana yang telah menimpa keluarga kita, saudara kita, Ubaidillah Salabi," kata Siti dalam sambutannya di hadapan keluarga korban yang hadir.
Ubaidillah termasuk satu dari 17 korban yang berhasil diidentifikasi pada proses lanjutan yang dilakukan oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri. Hasil tersebut didapatkan setelah melakukan pencocokan data post mortem dengan ante mortem.
Ubaidillah merupakan salah satu pegawai terbaik Kementerian LHK yang telah mulai mengabdikan diri sejak tahun 1993. Ubaidillah mengawali karir sebagai Penyaji Data Pengukuran dan Perpetaan Hutan di Ambon.
Pada tanggal kejadian jatuhya pesawat, Ubaidillah mendapat tugas ke Pangkalpinang. "Tujuannya, memenuhi undangan sebagai narasumber pada kegiatan Fasilitasi Penyusunan Tata Hutan dan Rencana Pengelolaan Hutan KPHP Unit VII Kabupaten Bangka Tengah," ujar Siti.
Sebagai bentuk penghormatan kepada ASN yang meninggal dalam tugas, Siti mengatakan, Kementerian LHK memberikan Surat Keputusan Kenaikan Pangkat Anumerta, hak pensiun, Taspen dan asuransi kematian kepada Ubaidillah.
Selain itu pihak keluarga juga mendapatkan santunan kematian kerja, hingga bantuan beasiswa untuk anak-anaknya. Keputusan ini sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 70 tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Bagi ASN.
Almarhum Ubaidillah meninggalkan satu istri dan empat anak. Dari Manggala Wanabhakti, jenazah akan diberangkatkan ke tempat peristirahatan terakhir, di kampung halamannya di Karang Anyar, Solo.
Sementara itu, proses evakuasi korban terus dilakukan. Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro menyampaikan, 20 kantong jenazah telah dievakuasi. Informasi ini didapatkan dari Badan SAR Nasional (BASARNAS) pada Selasa (6/11) pukul 18.00 WIB.
Jumlah 20 kantong tersebut sudah diberi label untuk selanjutnya dibawa dan diserahkan ke RS POLRI Kramat Jati, Jakarta Timur guna proses identifikasi. "Proses identifikasi (Disaster Victim Identification) yang berada di RS POLRI akan terus dilanjutkan," ujar Danang dalam siaran pers.