REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persaudaraan Alumni (PA) 212 menganggap keputusan Yusril Ihza Mahendra menjadi pengacara pasangan nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin menunjukkan adanya perbedaan sikap dengan persaudaraan itu. PA 212 menyatakan tetap istiqomah dengan komando dari Habib Rizieq Shihab.
"Kami anggap sudah beda perahu dengan kami," kata Ketua Umum PA 21 Slamet Ma'arif kepada Republika.co.id, Rabu (7/11).
Dia mengatakan PA 212 tetap istiqomah dalam komando Habib Rizieq Shihab (HRS) selaku pembina dan hasil Ijtima Ulama. Karena itu, dia mengatakan, PA 212 tidak akan mendukung siapapun yang berbeda sikap dengan persatuan itu.
"Silahkan anda lanjutkan dengan perahu anda, kami akan tetap berjuang dengan perahu kami," ujar dia.
Pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra menyanggupi menjadi pengacara Jokowi- Ma'ruf. Dia beralasan ingin menyumbangkan sesuatu agar pilpres dan pemilu serentak kali ini berjalan baik, jujur, dan adil. Keputusan itu menimbulkan perdebatan, mengingat Yusril menjabat sebagai Ketua Umum PBB dan pengacara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), ormas yang dibubarkan pemerintah pada Juli 2017.
Pengukuhan Yusril sebagai pengacara Jokowi-Ma'ruf berawal saat pertemuan dirinya dengan Ketua TKN KIK Erick Thohir di Hotel Mulia, Jakarta. Saat itu, Erick menanyakan kepastian Yusril menjadi kuasa hukum paslon 01. Yusril menyetujui tawaran tersebut.
Yusril berdalih, keberpihakannya itu sebenarnya adalah pada hukum dan keadilan. Sehingga, dia mengatakan, jika ada hak-hak Jokowi dan Ma’ruf yang dilanggar, dihujat, dicaci dan difitnah, dirinya akan melakukan pembelaan dan menunjukkan fakta-fakta yang sesungguhnya atau sebaliknya, agar segala sesuatunya dapat diletakkan pada proporsi yang sebenarnya.
Yusril pun menegaskan, sebagai pengacara, ia akan bersikap profesional. Sehingga, dirinya tidak akan tergabung dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf.
Baca juga:Pengacara Luruskan Isu Rizieq Shihab Ditahan Polisi Saudi
Baca juga: Kesan HTI Terhadap Yusril: Beda dengan Pengacara Lainnya