REPUBLIKA.CO.ID, SAYATI- Sampah di Pasar Sayati Indah yang sempat diangkut oleh tiga truk tronton, kini kembali menggunung di area pasar bagian belakang. Sampah-sampah tersebut meluber dan menutup akses jalan. Tidak hanya itu, belasan kios milik pedagang terhalangi oleh tumpukan sampah.
Berdasarkan pantauan, para pedagang yang berjualan terpaksa harus dihadapkan dengan tumpukan sampah yang ada. Bahkan, bau menyengat serta pemandangan yang tidak sedap terpaksa dihiraukan oleh para pedagang.
Salah seorang pedagang, Egi mengungkapkan permasalahan sampah di Pasar Sayati Indah tidak pernah tuntas dibereskan. Jumlah sampah yang terus menumpuk tidak diimbangi dengan pengangkutan sampah yang rutin dilaksanakan.
"Sampah semakin menumpuk tapi pengangkutan sampah jarang dilakukan tiap hari," ujarnya, Rabu (7/11). Menurutnya, jika sampah dibiarkan terus seperti ini maka dipastikan para konsumen enggan datang ke pasar dan para pedagang akan merugi.
Selain itu, ia menuturkan dengan sampah yang semakin menggunung pemandangan tidak sedap tiap hari dilihat oleh pedagang dan konsumen. Menurutnya kondisi tersebut sudah berlangsung sejak lama yaitu sampah terus menumpuk.
Sementara itu, salah seorang pedagang lainnya, Rita mengungkapkan retribusi sampah terus diambil oleh petugas pasar. Namun, sampah masih menumpuk bahkan menggunung.
"Retribusi (sampah) sering diambil. Tapi saat ditanya kenapa sampah belum diangkut, jawabannya selalu tidak ada bensin," ungkapnya.
Ia pun berharap permasalahan sampah bisa selesai mengingat pasar Sayati Indah merupakan tempat mencari nafkah bagi para pedagang. Ia menginginkan agar sampah diangkut dan tidak terus meluber ke jalan.
Awal bulan Oktober, sampah di Pasar Sayati menggunung dan menutupi belasan kios hingga akhirnya tidak bisa berjualan. Pemerintah daerah kemudian memgangkut sampah tersebut namun awal November ini sampah kembali menggunung dan meluber ke jalan serta menutupi akses.